REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung siap mengalokasikan bantuan bagi petani yang mengalami gagal panen akibat bencana alam.
"Untuk sementara waktu tidak ada masalah dan memang ada beberapa sawah yang terkena banjir, namun belum mempengaruhi tanam padi milik petani," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Selasa (16/2).
Ia mengatakan bila ditemukan terdapat petani yang mengalami puso atau gagal panen akibat bencana alam pihaknya telah mengalokasikan bantuan bagi petani terdampak bencana agar tidak mempengaruhi produktivitas pertanian.
"Kita tentu sediakan bantuan benih bagi petani yang benar-benar terdampak bencana sehingga mengakibatkan puso, bantuan diberikan secara berjenjang dari provinsi langsung ke kabupaten," ucapnya.
Ia menjelaskan untuk mencegah adanya kerugian berlebih bagi petani akibat terdampak bencana, petani juga dapat mengajukan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). "Tahun ini lahan sawah yang sudah memiliki asuransi ada sekitar 20 ribu hingga 30 ribu hektar ini dapat digunakan untuk mengantisipasi puso juga, namun karena bersifat bantuan nanti lama kelamaan jumlahnya akan dikurangi bila petani telah mandiri," ujarnya.
Menurutnya, untuk sementara waktu Kabupaten Tanggamus telah mengajukan bantuan akibat adanya sejumlah sawah yang mengalami puso akibat banjir. "Untuk saat ini hanya Tanggamus yang mengajukan dan kita siap membantu, dan untuk mengantisipasi kita perbaiki sistem irigasi agar tidak ada yang terdampak banjir," ujarnya.
Provinsi Lampung memiliki luas baku sawah seluas 361.699 hektare. Pada 2019 panen padi mencapai 464.103 hektare dengan produktivitas 2,16 juta ton GKG atau setara dengan 1,24 juta ton beras, dan pada tahun 2021 target tanam padi Lampung diperkirakan mencapai 3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pangan Lampung dan sejumlah daerah.