Jumat 19 Feb 2021 12:05 WIB

Sepanjang 2020, Airbus Merugi 1,3 Miliar Dolar AS 

Airbus memproyeksikan, kinerja industri penerbangan akan pulih pada 2025.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Taksi pesawat Airbus A320neo setelah mendarat dari penerbangan pertamanya dari bandara Toulouse-Blagnac, Prancis selatan, 25 September 2014 (diterbitkan ulang 17 Februari 2021). Airbus akan mempublikasikan hasil tahun keuangan 2020 pada 18 Februari 2021.
Foto: EPA
Taksi pesawat Airbus A320neo setelah mendarat dari penerbangan pertamanya dari bandara Toulouse-Blagnac, Prancis selatan, 25 September 2014 (diterbitkan ulang 17 Februari 2021). Airbus akan mempublikasikan hasil tahun keuangan 2020 pada 18 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Produsen pesawat asal Eropa, Airbus, kehilangan 1,1 miliar euro atau 1,3 miliar dolar AS sepanjang 2020. Kondisi ini terjadi di tengah kemerosotan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sektor penerbangan udara akibat pandemi.

Namun, Airbus berharap mendapatkan keuntungan pada tahun ini meskipun masih ada ketidakpastian mengenai kapan masyarakat akan melanjutkan terbang secara massal.

Airbus juga mendorong negosiasi 'gencatan senjata' dalam waktu dekat dalam perselisihan perdagangan selama bertahun-tahun dengan saingannya dari AS, Boeing. Langkah ini dilakukan mengingat adanya harapan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden akan lebih setuju mencapai kesepakatan dibandingkan Donald Trump.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (18/2), perselisihan antara Boeing dengan Airbus telah menghasilkan tarif miliaran dolar AS.