Ahad 21 Feb 2021 15:49 WIB

Bima Arya tak Mau Bogor Disalahkan Terkait Banjir Jakarta

Bima Arya mengatakan masalah banjir harus diselesaikan bersama-sama.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bayu Hermawan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiato
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiato

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Banjir yang sempat merendam DKI Jakarta selama dua hari terakhir sempat disebur Gubernur Jakarta, Anies Baswedan diebabkan oleh air kiriman dari hulu. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menampik jika Bogor merupakan penyebab banjir di Jakarta.

Bima Arya mengatakan, berdasarkan pantauannya selama tiga hari kebelakang, tinggi muka air (TMA) di Bendungan Katulampa hanya mencapai 100 cm atau Siaga 3. "Katulampa itu paling tinggi Siaga 3, biasanya Jakarta banjir kalau Katulampa Siaga 1. Ketika Siaga 3 sudah banjir, berarti kan volume air di Jakarta yang tinggi," kata Bima Arya ketika ditemui Republika.co.id di Ponpes Al Ghazaly, Ahad (21/2).

Baca Juga

Menurut Bima Arya, penyelesaian permasalahan banjir tidak bisa dilaksanakan secara dadakan. Sekaligus tidak hanya ketika musim hujan datang. "Jadi persoalan banjir tidak bisa dadakan, tidak bisa ditangani ketika musim hujan saja harus trintergrasi semua dari hulu ke hilir. Itu persoalannya," tuturnya.

Lebih lanjut, Bima Arya menjelaskan, dirinya sudah menyurati Anies Baswedan terkait temuanya di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Berdasarkan ekspedisi Sungai Ciliwung yang sempat dilakukan pada November 2020 lalu.

Sebab, dirinya menilai, perihal banjir yang disebabkan dari Sungai Ciliwung, bukan hanya sekadar kiriman dari Puncak atau Bogor. Namun, perlu ada penyelesaian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

"Jadi sudah saya surati pak Gubernur tapi belum ada jawaban dan ini perlu menjadi perhatian bersama. Dimana banyak perumahan liar, sampah, limbah," tuturnya.

Meski belum menerima jawaban dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Bima Arya mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga terus menjalankan koordinasi dengan kementerian terkait. Seperti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR).

"Jadi permasalahan banjir ini saya rasa enggak bisa parsial. Persoalan ini harus diselesaikan bersama-sama," ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement