Warga terdampak banjir banyak yang mengalami penyakit kulit akibat genangan air.
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Semenjak Jumat lalu (19/2), beberapa titik di wilayah Kecamatan Jatiasih, Bekasi terendam banjir. Jebolnya tanggul yang menopang Sungai Baru disinyalir jadi faktor utama naiknya debit air di pemukiman warga. Sejak hari itu, ratusan keluarga terpaksa mengungsi. Karena dua hari terendam banjir, mulai muncul keluhan-keluhan dari para penyintas. Kutu air yang menyerang kulit kaki jadi yang paling banyak dialami warga.
"Iya pak, ini mulai gatal-gatal dari kemarin," aku Maryati (59) salah satu warga terdampak banjir asal Kampung Salak Bawah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
Dompet Dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) telah datang ke lokasi sejak Sabtu kemarin (20/2). Warga pun satu per satu berkonsultasi dengan tenaga medis yang bersiaga. Diakui oleh tenaga medis, bahwa memang fenomena kutu air banyak terjadi ketika bencana banjir. Karenanya, tenaga medis telah menyiapkan obat-obatan berkaitan denga keluhan tersebut.
"Sejauh ini warga banyak yang datang ke pos kesehatan dengan keluhan gatal-gatal di kaki. Beberapa diantaranya sudah lumayan parah. Karenanya kamu berikan obat-obatan minum dan juga saleb," terang Faisal, Koordinator Tim Kesehatan LKC yang bertugas.
Selain kutu air, ancaman luka pada kaki juga sering dialami oleh penyintas maupun relawan. Serpihan atau material yang dibawa banjir, terkadang dapat secara tidak sengaja melukai kaki. Bila tidak ditangani dengan baik, warga bisa terancam terinfeksi tetanus.