Kecanduan Gawai pada Anak Meningkat Saat Pandemi Covid-19
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
| Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Faktor pemicu kecanduan gawai
Melihat fenomena tersebut, Tiwik tak menampik, saat ini gawai banyak digunakan untuk keperluan pendidikan. Hampir seluruh kegiatan belajar dan mengajar menggunakan sistem daring. Orang tua pun berusaha memberikan fasilitas terbaik untuk anaknya dengan memberikan gawai.
Sayangnya, orang tua belum mampu memberikan pengawasan yang cukup terhadap penggunaan gawai pada anak. Hal ini tidak lepas dari kesibukan orang tua masing-masing. Meski bekerja di rumah, orang tua tetap memiliki banyak tugas sehingga sulit memberikan pengawasan ekstra terhadap aktivitas anak.
Situasi ini menyebabkan anak leluasa menggunakan internet untuk mengisi waktu luangnya. Ditambah lagi, banyak aktivitas sosial seperti olahraga sepak bola dan sebagainya yang dibatasi selama pandemi Covid-19.
Untuk menangani masalah tersebut, Tiwik setidaknya harus mengevaluasi tingkat toleransi penggunaan gawai terlebih dahulu. Harus dilihat juga tingkat kecanduan termasuk memastikan adanya halusinasi atau tidak pada anak. "Apa ada timbul obsesif yang berlebihan sehingga tidak bisa lepas satu jam dari gadget, rasanya tidak enak. Rasanya enggak nyaman kalau enggak pegang. Jadi dilihat sejauh mana tingkat keparahannya," ungkap dia.
Jika tidak terlalu parah tingkat kecanduan gawainya, maka Tiwik biasanya akan memberikan edukasi kepada anak. Kemudian konseling kepada keluarga dan family therapy. Anak juga harus mendapatkan kegiatan positif meski berada di rumah saja.
Jika tingkat keparahannya sudah tinggi, Tiwik biasanya memberikan dua pilihan antara rawat jalan atau inap. Apabila memilih rawat inap, maka anak bisa ditambahi medikamentosa. Artinya, memberikan perawatan seusai gejala yang dialami anak.
Kemudian pemberian terapi kepada anak juga akan lebih banyak. Beberapa di antaranya dengan melakukan kegiatan rehabilitasi sosial dan keterampilan. "Yang jelas selama rawat inap, dia sudah free dari gadget," kata Tiwik.
Sementara jika memilih rawat jalan, maka Tiwik biasanya akan berpesan pada orang tuanya untuk ikut membantu anak-anaknya lebih baik. Orang tua harus sama-sama berusaha mengurangi tingkat kecanduan anak terhadap gawai.