REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN sedang melakukan proses merger antara Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo dengan PT Perikanan Nusantara atau Perinus. Erick ingin merger Perinus dan Perindo membuat perusahaan tersebut tak lagi memiliki kapal.
"Perinus-Perindo itu tidak lagi punya kapal karena kalau punya kapal akhirnya matiin nelayan," ujar Erick saat rapat kerja nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Jumat (5/3).
Erick mengatakan Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ingin merger Perinus-Perindo fokus membangun cold chain atau rantai pasok dingin. Erick menilai pembangunan rantai pasok dingin memiliki tantangan mengenai siapa yang akan menjadi penjamin pembelian hasil nelayan atau offtaker.
"Terus terang kita lagi lihat juga di Perinus-Perindo bagaimana membangun struktur cold storage itu mudah tetapi off taker-nya itu yang sulit, off taker yang jadi kunci," ungkap Erick.
Erick menyampaikan BUMN perikanan bisa mengoptimalkan pesanan ikan dan produk laut dari beberapa negara lain dengan memanfaatkan rute penerbangan Garuda Indonesia dari Manado ke Jepang serta Sumatera Barat ke Cina.
"Bukan tidak mungkin cold chain ini dapat pesanan dari luar negeri misalnya sekarang ikan yang lagi dicari apa, jadi nelayan tidak hanya mencari ikan, dia sudah tahu spesifik ikan apa yang akan didapatkan," kata Erick.