Sabtu 06 Mar 2021 07:33 WIB

Obesitas Jadi Faktor Pendorong Kematian Selama Pandemi Covid

Mayoritas kematian akibat Covid-19 terjadi di negara dengan tingkat obesitas tinggi

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Obesitas (Ilustrasi)
Foto: Foxnews
Obesitas (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi global menunjukkan bahwa mayoritas kematian akibat infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) terjadi di negara-negara dengan tingginya orang-orang yang juga mengalami obesitas.  

Dalam studi, ditemukan tingkat kematian akibat Covid-19 10 kali lebih tinggi di negara-negara yang 50 persen orang dewasanya mengalami kelebihan berat badan. Laporan ini menggambarkan korelasi dramatis mengenai kematian akibat Covid-19 dan obesitas.

Sebanyak 90 persen atau 2,2 juta dari 2,5 juta kematian akibat Covid-19 terjadi di negara-negara dengan tingkat obesitas yang tinggi. Studi ini juga menganalisis angka kematian berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat (AS) dan data dari Observatorium Kesehatan Global Organisasi Kesehatan Dunia tentang obesitas.

Menurut Tim Lobstein, penasihat ahli federasi obesitas dunia di Sydney, Australia, negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel) memiliki tingkat kematian akibet infeksi virus corona jenis baru yang rendah, bersamaan dengan tingkat obesitas orang dewasa yang juga demikian.

“Negara-negara itu memprioritaskan kesehatan masyarakat di berbagai tindakan, termasuk berat populasi, dan itu telah terbayar selama pandemi Covid-19,” ujar Lobstein, dilansir Asia One, Jumat (5/3).

Sebaliknya, laporan tersebut menemukan bahwa di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, tingkat kematian dan obesitas Covid-19 termasuk yang tertinggi. Inggris memiliki tingkat kematian akibat infeksi virus corona jenis baru tertinggi ketiga di dunia, bersamaan tingkat obesitas tertinggi keempat secara global.

Berdasarkan data WHO, di Inggris ada 184 kematian per 100.000 akibat Covid-19 dan 63,7 persen orang dewasa kelebihan berat badan. Sementara, di AS, terdapat 152,49 kematian per 100.000 akibat Covid-19 dan 67,9 persen orang dewasa mengalami kelebihan berat badan.

John Wilding, seorang profesor kedokteran di Universitas Liverpool Inggris dan presiden Federasi Obesitas Dunia, mengatakan obesitas harus diakui sebagai risiko kesehatan utama Covid-19 dan diperhitungkan dalam rencana vaksinasi. Ia menegaskan bahwa penting untuk menyadari bahwa obesitas meningkatkan risiko penyakit wabah ini.

"Oleh karena itu, seperti penyakit lain seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, penderita obesitas harus dipertimbangkan sebagai prioritas awal dalam program vaksinasi di seluruh dunia,” jelas Wilding.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement