REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Gubenur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyatakan, 42 persen kabupaten/kota di daerahnya sudah masuk zona kuning. Dengan kata lain, 16 wilayah di Jatim sudah berkategori risiko rendah Covid-19.
Khofifah juga menegaskan, saat ini di Jatim sudah tidak ada zona merah Covid-19. "Ini menunjukkan bahwa penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro ini sudah di jalur yang benar," ungkap Khofifah di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Senin (8/3).
Melihat situasi tersebut, pelaksanaan PPKM Mikro pun akan diperpanjang di Jatim. Yakni akan dimulai pada 9 Maret sampai dengan 22 Maret 2021. Hal ini juga berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Pemberlakuan PPKM Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan Covid 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Covid 2019.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, intervensi PPKM Mikro terbukti efektif untuk menurunkan penyebaran Covid-19 di Jatim. Hal ini dibuktikan pada awal Januari terdapat delapan zona merah. Kemudian seiring waktu, jumlah zona tersebut terus menurun dari waktu ke waktu.
Selain itu, hasil signifikan juga tampak pada penurunan jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di Ruang Isolasi Biasa maupun ICU. Selama PPKM tahap 1 dan 2, serta PPKM Mikro tahap 1 dan 2, BOR Isolasi biasa di Jatim telah berhasil turun. Yakni, dari 79 persen menjadi 35 persen.
BOR ICU juga telah berhasil turun dari 72 persen menjadi 52 persen. Artinya, keterisian rumah sakit di Jatim sudah sesuai syarat dari WHO. "Yakni di bawah 60 persen," jelasnya.
Khofifah menargetkan semua daerah di Jatim bisa masuk zona kuning bahkan hijau. Untuk mencapainya masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk dapat menurunkan penyebaran Covid-19 melalui perpanjangan PPKM Mikro. Khofifah mendorong seluruh masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga mengaku memiliki pesan khusus kepada beberapa kepala daerah yang mampu menekan laju penyebaran Covid-19 di daerahnya. Mereka diharapkan bisa memberikan rekomendasi strategis sehingga dapat diadaptasi oleh daerah-daerah lainnya. "Ini penting sebagai rekomendasi untuk upaya optimalisasi pelaksanaan PPKM Mikro tahap selanjutnya di Jatim," katanya.