Kamis 11 Mar 2021 08:55 WIB

BMKG Prakirakan Banjarnegara Masuki Awal Kemarau Juni

Ada sebagian wilayah di Jawa Tengah yang memasuki awal musim kemarau April dan Mei

Sejumlah warga mengumpulkan air saat penyaluran air bersih di daerah krisis air bersih Desa Ngadi Sepi, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020). Sudah dua bulan lebih warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau, dan bergantung pada bantuan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk keperluan air bersih sehari-hari.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga mengumpulkan air saat penyaluran air bersih di daerah krisis air bersih Desa Ngadi Sepi, Jumo, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (29/9/2020). Sudah dua bulan lebih warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih akibat musim kemarau, dan bergantung pada bantuan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk keperluan air bersih sehari-hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah akan memasuki awal musim kemarau pada bulan Juni 2021."Kabupaten Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya seperti Purbalingga dan Wonosobo akan memasuki awal musim kemarau pada Juni," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Rabu (10/3).

Dia menjelaskan bahwa ada sebagian wilayah di Jawa Tengah yang memasuki awal musim kemarau pada Juni, namun ada juga yang memasuki awal musim kemarau pada April dan Mei."Berdasarkan prakiraan cuaca, awal musim kemarau akan terjadi berbeda-beda di wilayah Jawa Tengah karena dipengaruhi beberapa hal seperti kondisi topografis dan geografis, namun untuk wilayah Banjarnegara dan sekitarnya, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, akan memasuki awal kemarau pada Juni ini," katanya.

Dia mengatakan, pihaknya akan menyebarluaskan informasi perkembangan cuaca secara berkala kepada seluruh masyarakat di wilayah ini termasuk para pemangku kebijakan dan instansi terkait."Tujuannya untuk mendukung upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau," katanya.

Dia mengatakan pada musim kemarau nanti intensitas curah hujan akan mengalami penurunan. Untuk itu dia mengimbau seluruh masyarakat di wilayah setempat mewaspadai penurunan intensitas curah hujan tersebut terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan kekeringan dan krisis air bersih."Kewaspadaan perlu ditingkatkan guna mengantisipasi bencana kekeringan terutama di wilayah yang selama ini rawan terjadinya krisis air. Masyarakat perlu mewaspadai kekeringan, krisis air bersih dan kemungkinan kebakaran lahan," katanya.

Dia juga mengimbau masyarakat mulai bijak menggunakan air guna mencegah terjadinya krisis air bersih saat musim kemarau."Memasuki musim kemarau nanti masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas membakar sampah atau ranting karena dikhawatirkan dapat memicu kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Dia menambahkan sosialisasi mengenai dampak kekeringan akan terus disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat."Karena itu kami terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat dan para pemangku kebijakan mengenai tren kondisi cuaca terkini," katanya.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement