Sabtu 20 Mar 2021 16:24 WIB

PT PPLI Tanggung Jawab Jika Warga Terkena Dampak Buruk

Kejadian Jumat malam di PT PPLI menyebabkan warga mual muntah.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Indira Rezkisari
Petugas keamanan melakukan penjagaan saat aksi protes warga di PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) Nambo, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/3/2021). Protes warga tersebut terkait aroma bau gas menyengat yang diduga akibat kebocoran alat pengelolaan limbah industri PT. PPLI, sehingga menyebabkan bau limbah di kawasan Klapanunggal
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Petugas keamanan melakukan penjagaan saat aksi protes warga di PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) Nambo, Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/3/2021). Protes warga tersebut terkait aroma bau gas menyengat yang diduga akibat kebocoran alat pengelolaan limbah industri PT. PPLI, sehingga menyebabkan bau limbah di kawasan Klapanunggal

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) melakukan investigasi internal terkait kejadian terpaparnya warga Desa Nambo dan Kembangkuning, Kabupaten Bogor oleh gas dari pabrik PT PPLI. PT PPLI mengaku akan bertanggungjawab jika ada dampak buruk yang diakibatkan dari kejadian itu.

Humas PT PPLI, Ahmad Farid, mengatakan, dari kejadian terpaparnya warga di Desa Nambo dan Kembangkuning, sejumlah warga mengalami muntah-muntah.

Baca Juga

“Kita akan berkala menyelesaikan jika ada dampak buruk, apapun. Dalam artian tadi kan ada yang muntah-muntah dan efek kesehatan lainnya. Kita akan bertanggungjawab,” ujar Ahmad Farid kepada awak media, Sabtu (20/3).

Kejadian yang terjadi sejak Jumat (19/3) malam di pabrik pemusnah limbah itu, bukan hal yang disengaja. Sehingga, menurutnya, kejadian tersebut bukan kejadian yang bisa diremehkan. Baik dari sisi bidang operasional, termasuk internal. Apalagi, dia juga merasakan bau dan mual seperti yang dikatakan warga.

“Sekali lagi, ini kan tidak mungkin disengaja. Pasti tidak disengaja. Kami pun di dalam operasional juga akan ada masalah dengan pihak internal, karena ini memang kejadian yang tidak bisa diremehkan,” kata Ahmad Farid.

Diketahui, PT PPLI hari ini didatangi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor untuk ditinjau mengenai kejadian pada Jumat (19/3) malam. Ahmad Farid mengatakan, PT PPLI juga menhentikan sejumlah kegiatannya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk sementara.

Dia menambahkan, tujuannya untuk berbicara dengan warga yang masih mendatangi pabrik PT PPLI, bukan untuk meredam. “Saya hanya bicara apa adanya sesuai dengan kapasitas saya,” tuturnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang terdampak, Raja Batak Panjaitan menjelaskan, bau tidak sedap yang dirasakannya pada Jumat malam berbau seperti bangkai. Sejak tadi malam, dirinya dan warga lain menunggu keputusan dan kejelasan dari pihak perusahaan PT PPLI.

“Karena bagi Bapak (PT PPLI) berbahaya kan, bagi anak saya juga berbahaya pak,” tuturnya.

Camat Klapanunggal, Ahmad Kosasih, mengatakan, saat ini tim dari masing-masing kepala desa yang berada di bawah kepemimpjnannya, bersama dengan PT PPLI sedang menyisir para warga. Dengan tujuan, jika ada warga yang terdampak dari gas pabrik PT PPLI bisa teridentifikasi.

“Jadi warga disisir sama timnya Kepala Desa  sama tim dari PT PPLI juga. Tujuannya biar ter-cover dan teridenfitikasi. Jadi kalau keluhannya dampak dari itu (gas) bisa dibantu,” ujarnya.

Sebelumnya, Warga Desa Nambo dan Desa Kembangkuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor terdampak bau gas, yang diduga dari kebocoran pipa gas milik PT. PPLI Kecamatan Klapanunggal. Bahkan, warga dari dua desa tersebut sempat menggeruduk pabrik milik perusahaan pemusnah limbah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement