REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Jambu dan sekitarnya, Senin (29/3), telah mengakibatkan longsor sedikitnya di empat wilayah desa.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, tanah longsor di permukiman padat warga tersebut mengakibatkan kerugian materiil akibat kerusakan sejumlah rumah warga, fasilitas ibadah dan beberapa infrastruktur lainnya.
Camat Jambu Edy Sukarno yang dikonfirmasi mengungkapkan, curah hujan pada Senin kemarin memang cukup tinggi. Di sisi lain, kawasan permukiman padat yang terdampak longsor memang berada di lereng- lereng perbukitan Gunung Kelir.
“Kami telah melakukan pengecekan di lapangan, bencana tanah longsor telah terjadi di lima dusun di wilayah empat desa,” ungkap dia saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (30/3).
Masing- masing daerah yang terkena longsor yakni Dusun Wonokasihan, wilayah Desa Bedono; Dusun Gertas, Desa Brongkol; Dusun Krajan dan Dusun Tempuran di wilayah Desa Klurahan serta Dusun Banaran, Desa Gemawang.
Di Dusun Wonokasihan, lanjutnya, tercatat ada sebanyak 15 bangunan rumah mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat, akibat longsor yang terjadi di sejumlah titik.
Selain rumah warga, tiga tempat ibadah (mushala) di wilayah dusun tersebut juga mengalami kerusakan serta satu talud jalan dusun. “Meski begitu, tidak ada satu jiwa pun yang harus mengungsi akibat musibah longsor ini,” kata dia.
Di Dusun Gertas, Desa Brongkol,lanjut Edy, longsr terjadi di dua titik dan mengakibatkan satu bangunan rumah dan talud jalan ambrol.
Di Dusun Tempuran dan Krajan, desa Klurahan, material longsor menutup jalan dan pagi ini sudah dilakukan kerjabakti oleh warga didukung relawan BPBD untuk membersihkan material longsor.
Sedangkan di Desa Gemawang, tercatat ada empat rumah warga yang mengalami kerusakan. Sejak semalam, proses penanganan –pembersihan material longsor—telah dilakukan oleh warga dengan dukungan para relawan dan petugas BPBD Kabupaten Semarang.
“Hingga saat ini, alat berat yang diturunkan oleh BPBD Kabupaten Semarang juga masih terus bekerja untuk membersihkan material longsor di wilayah Dusun Gertas, Desa Brongkol,” tambahnya.
Terkait dengan pascamusibah longsor ini, Camat jambu juga mengimbau kepada warganya untuk semakin peduli lingkungan, terutama dengan perbaikan kualitas lahan dengan melakukan reboisasi untuk penguatan tanah.
Sebab, lingkungan warga di lereng Gunung Kelir --yang didominasi kontur perbukitan— setiap tahun bakal selalu berpotensi terhadap bencana tanah longsor, terutama pada saat musim penghujan
“Kami minta agar masyarakat semakin peduli terhadap lingkungan yang ada di di sekitarnya, dengan mendorong reboisasi sebagai upaya mitigasi bencana longsor jangka panjang,” jelas Edy Sukarno.