REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (8/4) pagi terkoreksi pascarilis risalah The Federal Reserve (The Fed) yang memperkuat posisi bank sentral Amerika Serikat tersebut untuk menahan diri sebelum menaikkan suku bunga. Pada pukul 9.38 WIB, rupiah melemah 65 poin atau 0,45 persen ke posisi Rp 14.560 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp1 4.495 per dolar AS.
"Dolar AS nampak menguat kembali di awal sesi Kamis, tertopang harapan The Fed masih akan mempertahankan stimulus moneter untuk jangka waktu panjang sebagai upaya menopang pemulihan ekonomi, yang tersurat pada notula rapat The Fed semalam," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dukungan stimulus The Fed untuk menjaga pertumbuhan ekonomi AS yang masih akan dipertahankan dan kemajuan vaksinasi telah memicu permintaan aset berisiko. Pejabat The Fed mengindikasikan pada pertemuan terakhir mereka bahwa laju pembelian aset akan tetap sama untuk beberapa waktu, sementara bank sentral mengejar target ekonominya.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden mengungkapkan rincian rencana infrastruktur senilai 2 triliun dolar AS yang mencakup kenaikan tarif pajak perusahaan menjadi 28 persen dan bersedia untuk menegosiasikan kenaikan pajak yang diusulkan.
Pada Rabu (7/4) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.495 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.505 per dolar AS.