Selasa 13 Apr 2021 16:23 WIB

Pemkot Yogya Tambah 120 Ton Cadangan Beras

Ketersediaan pangan masih mencukupi, harga bahan pokok diharapkan stabil.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mengangkut karung beras di Pasar Baru, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (9/4/2021). Sejak sepekan terakhir, harga beras mulai naik, diantaranya beras kelas premium pandan wangi dari Rp10.300 menjadi Rp11.300 per kilogram dan beras cianjur dari Rp10.000 menjadi Rp11.500 per kilogram, sedangkan beras kelas medium naik rata-rata Rp200- Rp400 per kilogram.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Pekerja mengangkut karung beras di Pasar Baru, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (9/4/2021). Sejak sepekan terakhir, harga beras mulai naik, diantaranya beras kelas premium pandan wangi dari Rp10.300 menjadi Rp11.300 per kilogram dan beras cianjur dari Rp10.000 menjadi Rp11.500 per kilogram, sedangkan beras kelas medium naik rata-rata Rp200- Rp400 per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menambah cadangan beras sebanyak 120 ton. Sehingga, masyarakat diminta untuk tidak khawatir terkait ketersediaan bahan pokok di Kota Yogyakarta di masa Ramadhan 1442 Hijriyah.

"Besaran jumlah cadangan pangan tersebut dihitung berdasarkan rasio penduduk Kota Yogyakarta dengan penduduk Provinsi DIY," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Senin (12/4).

Heroe mengatakan, ketersediaan pangan masih mencukupi. Dengan begitu, harga bahan pokok pun diharapkan tetap stabil. Di 2021 ini, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga telah melaksanakan pengadaan cadangan beras sebanyak 15 ton atau 1.500 kilogram. 15 ton beras tersebut senilai Rp 148,5 juta.

Sehingga, kata Heroe, secara kumulatif total cadangan beras Kota Yogyakarta sudah mencapai 31.750 kilogram atau 31,75 ton. Jumlah tersebut didapat dari penjumlahan dengan pengadaan beras tahun-tahun sebelumnya sebanyak 16.750 kilogram.

"Atau 26,46 persen (cadangan beras di Kota Yogyakarta saat ini) dari total target pengadaan cadangan beras," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta agar tidak ada masyarakat yang melakukan penimbunan stok bahan pokok. Sebab, hal ini akan menimbulkan ketidakstabilan harga dan meningkatkan inflasi.

"Juga membuat masyarakat yang berpenghasilan rendah akan menderita. Apalagi dengan kita saat ini masih berada dalam masa pandemi Covid-19 yang sedikit banyak telah menyebabkan kelesuan dan penurunan aktivitas ekonomi di beberapa sektor usaha," jelas Heroe.

Heroe menuturkan, peningkatan cadangan beras ini dilakukan guna mengantisipasi kerawanan pangan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Termasuk untuk meningkatkan akses berat pada masyarakat rawan pangan kronis akibat kemiskinan.

"Dan untuk meningkatkan penyediaan beras untuk menjaga pasokan beras yang stabil antar waktu dan sebagai instrumen stabilisasi harga beras di pasaran," katanya.

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement