Selasa 13 Apr 2021 19:42 WIB

Listrik dan Jaringan Komunikasi di NTT Mulai Pulih

Wagub NTT menyebut 60-70 persen listrik di wilayah terdampak bencana telah menyala.

Red: Yudha Manggala P Putra
Sejumlah petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di tower 19 yang roboh akibat Siklon Seroja pada Minggu (4/4) lalu di desa Tuanfeu, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (13/4/2021). Sebanyak lima kabupaten di Pulau Timor NTT belum bisa dialiri oleh jaringan listrik akibat tower penghubung ambruk.
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Sejumlah petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di tower 19 yang roboh akibat Siklon Seroja pada Minggu (4/4) lalu di desa Tuanfeu, Kabupaten Kupang, NTT, Selasa (13/4/2021). Sebanyak lima kabupaten di Pulau Timor NTT belum bisa dialiri oleh jaringan listrik akibat tower penghubung ambruk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Listrik dan jaringan komunikasi dikabarkan mulai pulih kembali. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengungkapkan itu dalam konferensi pers virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa (13/4).

"Dengan bantuan PLN (Perusahaan Listrik Negara), 60-70 persen listrik di wilayah terdampak bencana telah menyala," ujar Josef.

Dia juga menyebut dengan bantuan operator telekomunikasi Telkomsel, jaringan komunikasi sudah mendekati normal. Sementara infrastruktur jembatan di wilayah terdampak mulai dipulihkan dengan bantuan alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Josef berharap NTT dapat segera keluar lebih cepat dari masa tanggap darurat bencana. Dia juga berterima kasih atas bantuan seluruh pihak dalam penanganan bencana.

Dia menjelaskan menurut Undang-undang, idealnya penetapan masa darurat tanggap bencana adalah satu bulan, sehingga ditetapkan berakhir pada 6 Mei 2021. Namun, ia berharap berakhirnya masa tanggap darurat bisa dipercepat.

"Kalau bisa kita lebih cepat, akan lebih cepat lagi masuk tahap rehabilitasi dan rekonstruksi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement