REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maryam wanita istimewa pada di masanya yang diberikan perintah oleh Allah secara khusus. Allah memerintahkan Maryam mengandung Nabi Isa tanpa proses seksual dan memerintahkan puasa bisu (tidak berbicara)
"Allah SWT mensyariatkan puasa kepada Maryam, wanita suci yang mengandung bayi Nabi Isa ‘alaihissalam," kata Ustadz Ahmad Sarwat dalam bukunya Sejarah Puasa. Syariat Allah khusus kepada Maryam Hal itu ada di dalam Alquran Al-Kariem, bahkan ada surat khusus yang diberi nama surat Maryam.
Namun, bentuk atau tata cara puasa yang dilakukan Maryam bukan sekedar tidak makan atau tidak minum. "Tapi lebih dari itu, syariatnya menyebutkan tidak boleh berbicara kepada manusia," katanya.
Puasa bisu Maryam diabadikan dalam surah Maryam ayat 26 yang artinya, "Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini."
Dan karena sedang berpuasa yang tidak membolehkan makan, minum dan berbicara itulah, maka ketika ditanya tentang siapa ayah dari putra yang ada di gendongannya, Maryam saat itu tidak menjawab dengan perkataan. Maryam hanya menunjuk kepada Nabi Isa anaknya itu.
"Lalu Nabi Isa yang masih bayi itu pun menjawab semua pertanyaan kaumnya," katanya.
Bagaimana pertanyaan dan jawaban kaumnya kepada Nabi Isa dibadikan dalam surah Maryam ayat 28 yang artinya, "Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali bukanlah kali kali seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya.
Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi."