Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Duka Mendalam Bagi Warga Jatim
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
KRI Teluk Banten-516 melintasi di dekat kapal patroli Polairud Baharkam Polri ketika berlayar untuk melakukan operasi pencarian KRI Nanggala-402 di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (25/4/2021). TNI AL menaikan status operasi pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan utara Pulau Bali, dari tahap hilang kontak atau sub-missed ke tahap tenggelam atau sub-sunk dan pencarian akan terus dilakukan hingga seluruh awak kapal selam KRI Nanggala-402 dapat dievakuasi. | Foto: ANTARAZabur Karuru
REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi duka mendalam bagi warga Jawa Timur. Pasalnya, dari total 53 orang prajurit yang berada did alam kapal tersebut, 47 orang di antaranya merupkan warga Jawa Timur.
"Mayoritas adalah warga kami (Jatim). Ada yang dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Madiun, Probolinggo, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi," kata Khofifah di sela-sela kunjungannya di Madiun, Ahad (25/4).
Meski telah dinyatakan tenggelam, Khofifah masih berharap adanya mukjizat. Mengingat proses pencairan dan evakuasi yang masih terus dilakukan dengan melibatkan kapal-kapal bantuan negara lain. Khofifah juga meminta doa dari warganya, agar para penumpang KRI Nanggala-402 bisa selamat.
"Semoga para prajurit KRI Nanggala-402 selamat dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga. Mohon bantu doa dari seluruh warga Jatim untuk keselamatan para prajurit," ujar Khofifah.
Seperti diketahui, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari. KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di Perairan Bali, yakni sekitar 60 mil atau 95 kilometer di sebelah utara Pulau Bali. Kapal selam ini membawa 53 prajurit yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.