REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar minus 0,74 persen yoy pada kuartal satu 2021. Pertumbuhan pada tiga bulan pertama tahun ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sempat terkontraksi minus lima persen.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendi Manilet, menilai upaya penanganan pemulihan ekonomi oleh pemerintah sudah berada pada jalur yang tepat.
“Saya kira kalau kita melihat dari historis setidaknya perbandingan di tahun lalu memang kita harus akui bahwa pertumbuhan ekonomi bergerak ke arah yang lebih baik. Dan saya katakan bahwa jika ukuran on the tracknya itu proses pemulihan ekonomi progresnya saya kira ini memang sesuai apa yang diharapkan oleh pemerintah dan juga kita sebagai masyarakat,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (5/4).
Yusuf menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi diantaranya bantuan pemerintah yang disalurkan langsung ke masyarkat sejak tahun lalu hingga hari ini. Selain itu menurutnya faktor membaiknya penanganan Covid-19 oleh pemerintah menjadi faktor lain penyebab meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
“Saya kira kita tidak boleh lepaskan fakta bantuan pemerintah yang disalurkan mulai dari tahun lalu sampai dengan tahun ini menjadi salah satu faktor yang ikut berdampak terhadap proses pemulihan ekonomi. Tetapi faktor lain yang juga tidak boleh kita luput sebutkan ialah relatif masih membaiknya penanganan pandemi setidaknya dilihat dari kasus aktif dari Covid-19. Kalo kita lihat trennya sekarang kan mengalami penurunan saya kira ini tentu tren yang cukup positif,” jelas Yusuf.
Yusuf optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus menuju ke angka positif di kuartal berikutnya di tahun ini. Momen Ramadan dan Lebaran menjadi faktor pendorong terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal dua 2021.
“Nah, apabila kita komparasikan dengan kondisi di tahun lalu tentu kondisi di tahun ini sudah jauh lebih baik. Pertama masalah aktivitas masyarakat yang sudah jauh lebih bergeliat sehingga itu juga mendorong aktivitas perekonomian,” ucapnya.