Wali Kota Surabaya Minta Camat Antisipasi Lonjakan Covid-19
Red: Muhammad Fakhruddin
Petugas memeriksa kelengkapan surat dan KTP saat hari pertama penyekatan larangan mudik di Perbatasan Surabaya-Sidoarjo di Tambak Sumur, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/5/2021). Penyekatan di sejumlah lokasi perbatasan tersebut serentak saat penerapan larangan mudik Lebaran 2021 sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19. | Foto: Umarul Faruq/ANTARA
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta semua camat, lurah serta kepala puskesmas se-Kota Surabayaagar mengantisipasi adanya lonjakan kasus COVID-19 pascalibur Lebaran 2021.
"Tolong bapak dan ibu lebih dimaksimalkan satgas dan pengawasan di masing-masing wilayah. Ini demi menekan angka penyebaran COVID-19 dan pertumbuhan ekonomi kota," kata Eri Cahyadi saat pertemuan virtual dengan para camat dan lurah di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/5).
Menurut dia, ada beberapa poin penting yang disampaikan dalam pertemuan virtual, yakni membahas peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal II Tahun 2021 dan pengendalian kasus COVID-19 pascalibur Lebaran. Selain itu, Eri juga menjelaskan instruksi Presiden RI Joko Widodo terkait target pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas tujuh persen.
Instruksi presiden itu menjelaskan perekonomian di setiap daerah harus naik di kuartal II Tahun 2021, dengan catatan angka kasus COVID-19 tidak mengalami peningkatan. "Artinya secara otomatis kami akan perketat protokol kesehatan dan semakin memasifkan vaksinasi, terutama untuk pelayanan publik dan lanjut usia (lansia)," kata Eri.
Untuk itu, Eri meminta lurah dan camat menjaga wilayahnya dengan berinovasi sebaik mungkin sesuai dengan kondisi daerah setempat. Selain itu, kata dia, Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo juga harus dibangkitkan kembali dengan melibatkan seluruh perwakilan lapisan masyarakat untuk menjadi bagian dari satuan tugas (satgas) COVID-19.
"Jadi anggota satgas itu tidak hanya RT/RW dan pengurus lainnya saja, tetapi libatkan semua unsur untuk menjadi bagian dari satgas, mulai dari perwakilan karang taruna, kader dan ibu PKK. Dengan begitu semuanya tersentuh, karena kedekatan emosional itu juga berpengaruh," ujarnya.
Selain itu, orang nomor satu di Pemerintah Kota Surabayaini meminta camat sebagai "pemilik" wilayah untuk mengetahui mobilisasi warganya dengan bantuan lurah, RT/RW maupun tiga pilar. Hal ini menjadi penting dilakukan demi mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 pascalibur Lebaran.