Kemenperin Bangun Studio Pengembangan Batik di Yogyakarta
Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang melihat alat praktikum mekatronika di SMK-SMTI Yogyakarta, Rabu (19/5). SMK-SMTI menjadi salah satu tempat perakitan alat deteksi Covid-19 GeNose C19 melalui konsorsium pengembang GeNose C19. Ini menjadi salah satu kerjasama antara unit pendidikan dan industri melalui pengembangan pembelajaran. Sehingga menunjukkan bahwa pendidikan vokasi saat ini sudah menjawab kebutuhan industri saat ini. Hingga kini 5 ribu unit GeNose C19 sudah dirakit di SMK-SMTI Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meresmikan studio pengembangan industri batik Indonesia yang berada di Balai Besar Kerajinan Batik (BBKB), Yogyakarta, Rabu (19/5)."Ini merupakan pelayanan bagi masyarakat agar supaya budaya batik yang merupakan budaya asli Indonesia bisa tetap terjaga dan juga bisa tumbuh di rumah sendiri," kata Agus seusai peresmian di Kantor BBKB, Yogyakarta.
Melalui studio itu, menurut dia, Kemenperin dapat memberikan layanan pelatihan bagi para calon pembatik di seluruh penjuru nusantara meski di tengah situasi pandemi."Sekarang sedang pandemi, tapi kita tidak kalah dengan pandemi, tetap semangat kita melaksanakan apa yang disebut dengan learning center," kata dia.
Selama setahun berjalan, ia mengklaim hampir 11.000 peserta dari berbagai daerah mengikuti program pelatihan pengembangan batik.Kemenperin memberikan pendidikan mengenai cara menjadi pembatik yang baik, memberikan asistensi, mendukung, dan membantu agar produk-produk batik bisa mendapatkan sertifikasi SNI.
"Sertifikasi SNI ini menjadi sangat penting karena memang tujuan SNI ini meningkatkan kualitas dari produk batik," ujar Agus.
Selain ditemukan banyak kreasi batik yang menarik, menurut dia, di BBKB juga tercipta sejumlah teknologi canggih yang bertujuan memudahkan perajin batik berproduksi secara lebih efisien. Sementara itu, Plt Kepala BBKB Titik Purwati Widowati menuturkan studio pengembangan industri batik Indonesia menjadi pusat pembelajaran batik secara digital sehingga mudah diakses para pelaku industri maupun pemerhati kerajinan batik.
Dua pekan sekali, para peserta dapat mengakses pelatihan, diseminasi produk batik, serta seminar yang tersaji secara virtual melalui whatsapp, zoom meeting, atau sarana digital lainnya."Pesertanya dari seluruh Indonesia, bahkan ada dari Prancis, Belgia. Rata-rata mereka pengamat, pemerhati, serta pelaku bidang kerajinan batik," ujar Titik.
Dengan sentuhan digitalisasi industri 4.0 yang antara lain berwujud batik analyzer, katalog batik digital, serta katalog zat warna alam, ia berharap mampu mendukung pemulihan perekonomian nasional.