Sabtu 22 May 2021 17:42 WIB

IDI: Ada 240 Varian Baru Covid-19

Mutasi virus Covid-19 akan terus ada.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Mutasi varian Covid-19.
Foto: Republika
Mutasi varian Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa varian baru Covid-19 telah memasuki Indonesia, seperti B117, B1617, hingga B1351. Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat bahkan sedikitnya ada 240 jenis mutasi Covid-19 dalam enam bulan setelah pandemi terjadi.

PB IDI Mariya Mubarika menilai mutasi virus jadi hal yang alami. Mutasi akan terus ada dan bukan sesuatu hal yang harus bisa dihentikan. 

Baca Juga

"Itu tidak mungkin. Laporan yang kami dapat enam bulan setelah pandemi, mutasi varian yang berbeda saja 240 jenis," katanya dalam sebuah diskusi bertema "Varian Baru Covid-19", Sabtu (22/5).

Ia mengakui, jumlah varian baru virus ini cukup banyak di dunia.  Terkait varian baru B117 asal Inggris, B1617 dari India, dan B.1.351 asal Afrika Selatan yang sudah masuk Indonesia, ia tak bisa menyimpulkan apakah ini mematikan.

"Apakah varian ini mematikan di Indonesia? Ini sulit untuk diambil kesimpulan," katanya.

Namun, ia menyayangkan masyarakat belum sepenuhnya memahami masalah yang terjadi. Dengan demikian, dia melanjutkan, apa yang dilakukan bukan sesuatu yamg konkret, bermanfaat buat dirinya, tetapi hal-hal yang malah menimbulkan masalah baru terkait mutasi.

"Padahal, kalau mau selamat, mau sehat, maka masyarakat harus berjuang fokus menjaga sebaik mungkin penyakit penyerta (komorbid) dan itu adalah benteng-benteng pertahanan untuk melindungi dari serangan Covid-19 apa pun mutasinya," katanya. 

Hal penting lainnya, dia melanjutkan, adalah mencegah penularan dengan tidak stres. Ia mengakui kadang stres juga menurunkan imunitas tubuh kemudian meningkatkan risiko penularan. Sebab, pihaknya mendapatkan laporan ada orang sehat ketika terinfeksi ketakutan setengah mati, kemudian akibatnya mengalami gejala infeksi virus yang berat.

Tak hanya itu, ia menambahkan, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) tegas mengatakan bahwa ada transmisi virus dengan cara aerosol dalam ruangan tertutup meski telah menjaga jarak. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat harus membuka pintu atau memasang air sterilitation.

Dengan menerapkan upaya-upaya ini, ia percaya transmisi bisa dihindari semaksimal mungkin. "Jadi, masyarakat harus benar-benar pahami," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement