Pemkot Surabaya Fasilitasi Siswa tak Ikut Sekolah Tatap Muka
Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Surabaya Fasilitasi Siswa tak Ikut Sekolah Tatap Muka (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya tetap memfasilitasi para orang tua murid yang tidak mengizinkananaknya mengikuti sekolah tatap muka dengan cara pembelajaran daring di rumah.
"Kalau ada orang tua yang masih ragu anaknya sekolah tatap muka, kami tetap memfasilitasi sehingga siapa nyaman dengan tatap muka difasilitasi, maupun yang nyaman dengan daring tetap disediakan," kata Wali Kota Eri saat memimpin rapat persiapan sekolah tatap muka secara virtual di Kelurahan Wonokusumo, Kamis (27/5).
Eri menyatakan pihaknya tidak ingin ada polemik ketika sekolah tatap muka ini mulai dibuka. Maka dari itu, pihaknya tetap memfasilitasi para orang tua yang tidak berkenan anaknya mengikuti sekolah tatap muka.
Saat rapat tersebut, ada beberapa penekanan yang disampaikan Wali Kota Eri sebelum sekolah tatap muka dibuka. Pertama terkait penyesuaian jam belajar sekolah. Ia ingin agar jam belajar di kelas nantinya dapat selesai sebelum pukul 12.00 WIB.
"Kedua, protokol kesehatan pakai masker juga harus dipastikan. Ketiga, nanti tidak ada waktu jam istirahat, atau keluar ke kantin. Sehingga anak-anak makanannya juga bawa dari rumah," ujarnya.
Sebelum PTM dibuka, Eri juga kembali mengingatkan kepada seluruh kepala sekolah agar betul-betul memastikan anak yang hadir di sekolah membawa form persetujuan dari orang tua. Sedangkan untuk kapasitas murid di kelas, diatur 25 persen apabila wilayah sekolah dalam kategori zona oranye.
"Terkait zona, misal oranye maka kita buka 25 persen. Kalau zona kuning atau hijau mungkin bisa dinaikkan jumlah siswa," katanya.
Selain itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga kembali menyampaikan kepada para kepala sekolah agar memastikan setiap guru yang mengajar sekolah tatap muka telah mengikuti dua kali vaksin.
"Karena itu, saya berharap semua guru sudah vaksin. Tak hanya guru, baik itu petugas TU, petugas kebersihan sudah vaksin kedua. Karena ini untuk mencegah penularan COVID-19," ujarnya.
Meski demikian, Eri juga kembali mendorong para guru di Surabaya agar dapat mengikuti sertifikasi dengan harapan kualitas pendidikan di Surabaya, baik sekolah negeri maupun swasta sama. Makanya, ia berpesan kepada para kepala sekolah agar mendata setiap guru yang belum mengikuti sertifikasi.
"Yang bisa mengikuti peningkatan sertifikasi mohon agar didata. Sehingga semua anak didik kita akan merasa nyaman. Tidak ada lagi perbedaan antara sekolah negeri dan swasta," katanya.