REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pindad Berencana Luncurkan Maung versi Sipil. Sekretaris Perusahaan PT Pindad (Persero) Krisna Cahyadianus mengatakan, kendaraan taktis ringan 4x4 karya Pindad atau Pindad Maung merupakan salah satu kendaraan khusus yang ditujukan untuk mendukung operasi pertempuran jarak dekat dengan mobilitas tinggi dan dapat menjelajahi berbagai medan.
Krisna mengatakan, awal mula tercetusnya pembuatan Maung pada 2018 oleh Komandan Pusat Persenjataan Infanteri (Danpussenif) saat itu, Mayjen TNI Surowahadi yang memiliki inisiatif agar Pindad dan tim desain MSA mengembangkan kendaraan khusus infanteri. Khususnya, yang dapat digunakan pasukan untuk pelaksanaan operasi, patroli dan mampu menunjang kegiatan harian.
"Kendaraan ini dirancang sebagai kendaraan standar operasional mereka yang dapat melewati berbagai medan tempur dan sulit dilalui baik di jalan umum maupun off road," ucap Krisna dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (31/5).
Kata Krisna, rantis Maung ini memiliki kecepatan aman 120 km per jam dengan transmisi 6 speed sehingga Maung mampu menjangkau jarak tempuh hingga 880 km. Krisna menyampaikan, Maung memiliki manuver yang gesit dan andal. Menurut Krisna, Maung versi militer ini telah dilengkapi dengan braket senjata 7.62 mm, konsol senjata SS2-V4, GPS navigasi, tracker dan perlengkapan lainnya.
"Pindad juga berencana meluncurkan Maung versi sipil di tahun ini untuk menjawab minat masyarakat umum terhadap kendaraan ini yang tentunya terdapat berbagai penyesuaian dari versi militer," ungkap Krisna.
Krisna mengatakan, saat ini, BUMN Industri Pertahanan sedang menyongsong terbentuknya holding industri pertahanan. BUMN yang tergabung di dalam holding industri pertahanan antara lain PT Len Industri (Persero) yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare.
"Pindad dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi, Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO, Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO, serta Dahana (Persero) dengan fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak/propelan) untuk seluruh matra pertahanan," kata Krisna menambahkan.