Sabtu 05 Jun 2021 15:07 WIB

Strategi Perang Khalid bin Walid Rebut Busra dari Romawi

Khalid bin Walid menjadi panglima Islam dengan julukan Pedang Allah Terhunus

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Khalid bin Walid menjadi panglima Islam dengan julukan Pedang Allah Terhunus. Perang dalam Islam (ilustrasi)
Foto: Republika
Khalid bin Walid menjadi panglima Islam dengan julukan Pedang Allah Terhunus. Perang dalam Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKATA- Salah satu peperangan yang dipimpin Khalid bin Walid adalah penaklukan Busra Asy Syam atau kota Busra yaitu kota administrasi di Damaskus, yang menjadi ibukota Suriah saat ini. Peristiwa ini terjadi pada 30 Mei 632 Masehi atau tahun ke-13 Hijriyah. 

Pasukan Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid berhasil menaklukan Kota Busra setelah mampu menembus pertahanan benteng kota. Seperti apa peristiwanya? Berikut ulasannya seperti dilansir Al Youm 7 pada Kamis (3/6). 

Baca Juga

Pascakemenangan yang diraih Khalid bin Walid di Persia, keadaan di Damaskus di wilayah Mediterania Timur atau disebut Levant masih tegang antara pasukan Muslim dengan pasukan Romawi. Pada saat itu, Khalifah Abu Bakar mengurus Khalid bin Walid ke Syam (saat ini Suriah). 

Khalid bin Walid pun menerima perintah itu dan mengirimkan surat ke Abu Bakar yang menyatakan bahwa dirinya akan mengangkat pedang. Ia ingin meningkatkan pengepungan pasukan Islam ke wilayah Syam, 

Sebab sebelumnya pasukan Muslim telah mengepung sisi Selatan dan Timur kota itu, maka dalam pengepungan kota itu, Khalid bin Walid berupaya meningkatkan kekuatan pasukan dengan masuk dari Utara kota. Sebab Khalid bin Walid mengetahui bahwa orang-orang Romawi tak akan mengira pasukannya akan datang dari Utara dan Timur. 

Pasukan Romawi berpikir bahwa kaum Muslim hanya akan datang dari Barat atau Selatan saja. Jelas kedatangan Khalid bin Walid dan pasukannya dari arah Utara itu pun menjadi kejutan bagi militer Romawi. 

Romawi pun tak mengira ada yang mau menyeberangi gurun pasir di sisi Utara dengan pasukan besarnya seperti yang dilakukan Khalid bin Walid.  

Dan setelah Romawi mengetahui pengepungan itu, mereka mengumpulkan 33 ribu pasukan yang dikirim untuk menghadapi pasukan Muslim. Sementara Khalid bin Walid mengorganisasi pasukan Muslim. Ia memimpin pasukan inti dan memposisikan komando pada Rafi bin Amr yang ada di sisi kanan. Sedangkan pasukan Dirar bin Azwar berada di sisi kiri.

Ia membagi pasukannya ke belakang menjadi...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement