Keterisian Tempat Tidur di Kota Tegal Capai 87,5 Persen
Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Christiyaningsih
Petugas kesehatan melakukan tes usap antigen kepada pedagang di Obyek Wisata Pantai Alam Indah, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). Tes usap antigen dan penyuntikan vaksinasi kepada pedagang dan tukang parkir tempat wisata oleh Dinas Kesehatan dan TNI/Polri tersebut guna pengendalian penyebaran COVID-19 di ruang publik menyusul semakin meningkatnya kasus COVID-19 di Kota Tegal. | Foto: Antara/Oky Lukmansyah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka penularan Covid-19 di Kota tegal terus mengalami peningkatan. Wali Kota Tegal, Muhamad Jumadi, mengungkapkan keterisian tempat tidur (BOR) di tiga rumah sakit rujukan untuk Covid-19 di Kota Tegal mencapai 87,5 persen.
"Sekarang sudah 87,5 persen tempat tidur yang terpakai. Artinya ruang isolasi di Kota Tegal untuk ICU itu tinggal tersisa tiga. Kemudian untuk yang isolasi biasa tinggal tersisa enam tempat tidur dari tiga RS yang dijadikan rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Tegal," kata Jumadi dalam sebuah diskusi daring,Sabtu (19/6).
Jumadi mengatakan meningkatnya jumlah BOR di rumah sakit di Kota Tegal lantaran Kota Tegal diapit oleh dua daerah zona merah yakni Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal. Selain itu banyaknya masyarakat Kota Tegal yang nekat mudik pada saat lebaran lalu juga diakui Jumadi sebagai penyebab meningkatnya angka penularan Covid-19.
"Di situlah terjadi perpindahan orang dari Jakarta ke Jawa atau sebaliknya. Ini yang menjadi terjadinya lonjakan pandemi. Barangkali itu salah satunya," jelasnya.
Namun pemerintah Kota Tegal sudah melakukan langkah antisipasi lonjakan pasien Covid dengan menyiapkan tempat isolasi mandiri di rumah susun. Saat ini rumah susun yang dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri sudah terisi 50 orang.
Pemerintah Kota Tegal sampai saat ini masih melihat perkembangan beberapa hari ke depan. Jika lonjakan terus terjadi maka tidak menutup kemungkinan pemkot akan melakukan pembatasan mobilitas.
"Saya kira begini, TNI Polri tidak henti-hentinya melakukan edukasi. Setiap malam kita melakukan patroli tentang protokol kesehatan. Jadi kita akan melihat bagaimana perkembangannya, mungkin dengan cara melakukan pembatasan segala macam," ucapnya.