Covid-19 Naik, tak Banyak RS di DIY Punya ICU Khusus Anak
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Covid-19 Anak Melonjak, tak Banyak RS di DIY Punya ICU Khusus (ilustrasi). | Foto: Antara/Maulana Surya
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Anak-anak terpapar Covid-19 di DIY meningkat seiring melonjaknya kasus terkonfirmasi positif di Juni 2021 ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DIY mencatat, di pekan ketiga Juni terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan pada anak yakni 708 kasus di DIY.
"Terjadi lonjakan tertinggi pada anak di DIY sebanyak 708 kasus yang terjadi dari 14 Juni sampai 20 Juni 2021," kata Ketua IDAI DIY, Sumadiono kepada wartawan melalui wawancara yang dilakukan melalui Zoom, Sabtu (26/6).
Sumadiono mengatakan, secara keseluruhan selama 2021 ini sudah ada 6.663 anak yang terkonfirmasi positif. Ribuan anak ini terdiri dari usia nol sampai 18 tahun. "Positif Covid-19 pada anak 12,7 persen atau 6.663 kasus dari keseluruhan total kasus di DIY. Ini angka yang cukup tinggi," ujarnya.
Walaupun terjadi lonjakan kasus pada anak, ruang penanganan khusus untuk penanganan Covid-19 pada anak di DIY sangat minim. Pasalnya, Sumadiono menyebut, tidak banyak rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY yang memiliki ICU untuk anak.
Ia menyebut, ICU sudah penuh untuk perawatan pasien dewasa. Sementara, penanganan anak sendiri sangat berbeda dengan pasien dewasa dan harus ada ruang perawatan khusus bagi anak.
"Tidak semua rumah sakit mempunyai fasilitas ICU untuk anak, jumlah bangsal relatif penuh dengan pasien dewasa," jelasnya.
Bahkan, SDM atau tenaga kesehatan untuk menangani anak yang terpapar Covid-19 juga sangat minim di DIY. Hal ini dikarenakan jumlah pasien Covid-19 yang merupakan anak-anak tidak sebanyak orang dewasa, sehingga tidak mendapatkan prioritas.
"Karena jumlah pasien anak tidak sebanyak dewasa, maka kurang mendapat fasilitas," katanya.
Sementara itu, Anggota Tim Inti Covid-19 IDAI DIY, Rina Triasih mengatakan, kurangnya SDM untuk penanganan Covid-19 pada anak juga dikarenakan banyak yang terpapar Covid-19. Selain itu, konsultan respirologi pada anak di DIY juga sangat minim.
Rina menyebut, hanya ada empat konsultan di DIY. Sementara, total rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 sendiri mencapai 27 rumah sakit.
Sehingga, hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar khususnya DIY. Sebab, lonjakan kasus masih terus terjadi dan anak-anak memiliki risiko besar terpapar Covid-19.
"Tiga konsultan di Sardjito dan satu di JIH, beberapa konsultan tersebut juga bekerja di rumah sakit lain. Tapi dokter anak yang bukan konsultan, mereka juga punya kompetensi untuk merawat anak yang sakit berat mestinya. Tapi kalau memang sudah membutuhkan ahli khusus, ini harus dirujuk ke rumah sakit tersebut, yang ada fasilitas, peralatan dan juga SDM-nya," kata Rina.