REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, menetapkan situasi darurat di wilayahnya. Hal itu lantaran ada 72 orang yang meninggal dalam sehari karena Covid-19.
"Kita tetapkan sekarang darurat, kan sudah 72 orang yang meninggal dalam sehari," kata Pepen, sapaan akrabnya, Rabu (30/6).
Jumlah korban meninggal ini, belum termasuk dari rumah sakit swasta lain. Dalam menghadapi situasi ini, Pepen mengatakan, tidak bisa lagi menggunakan istilah pengetatan makro.
"Pengendalian darurat itu berbeda, rumah sakit sudah penuh, nakes (tenaga kesehatan) sudah banyak yang kena, pemakamannya juga sama," ungkap politikus Partai Golkar itu.
"Pengendalian sekarang sudah tidak bisa makro, kalau keadaan sekarang ini saya mah nggak mau makro, harus mikro," terangnya.
Sebagai evaluasi membludaknya pasien di fasilitas kesehatan yang terjadi dalam sepekan terakhir, pihak pemkot mengoptimalkan posko-posko di masing-masing RW. Tujuannya untuk mengurai jumlah pasien dari hulu.
"Sekarang ada posko-posko yang mengurai dari hulu," tambahnya.
"Kalau diare dan pusing isolasi di rumah. Tapi kalau sudah sesak nafas ini bawa ke (tenda) triase karena di sini ada dokter dan oksigen. Kalau ada komorbid ada jantung bawa ke rumah sakit umum," tutur dia.