Jawa Timur Kekurangan Plasma Konvalesen
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jatim Kekurangan Plasma Konvalesen (ilustrasi). | Foto: Republika/Putra M. Akbar
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebutkan, sedikitnya dibutuhkan 60 sampai 70 pendonor plasma konvalesen setiap harinya. Emil pun kembali mengajak para penyintas Covid-19 yang baru saja dinyatakan sembuh untuk mendonorkan plasma konvalesennya, agar semakin banyak pasien kritis yang tertolong.
"Menolong sesama dengan cara yang sederhana, yakni menjadi pendonor plasma konvalesen. Insya Allah menjadi investasi akhirat kita yang luar biasa," kata Emil di Surabaya, Senin (5/7).
Emil mengungkapkam, saat ini pasien Covid-19 yang antre untuk mendapatkan pasokan plasma konvalesen di Jatim sangat banyak. Di Kota Surabaya saja, kata dia, ada sekitar 551 orang yang antre untuk mendapatkan plasma konvalesen. Kemudian di Kabupaten Sidoarjo, ada sekitar 251 orang yang antre.
"Jadi begitu banyaknya yang menginginkan, maka butuh keikhlasannya," ujarnya.
Emil mengakui betapa sulitnya mencari pendonor plasma konvalesen di Jatim. Apalagi, sebelum melakukan aksi donor plasma, para penyintas Covid-19 harus melewati pemeriksaan ketat. Para pendonor, kata dia, harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan, agar plasma yang didonorkan benar-benar membantu pasien yang menjalani perawatan.
"Jadi tidak semua bisa lolos screening. Ditambah lagi, tidak semua penyintas mau mendonorkan plasma konvalesen mereka. Salah satu contohnya adalah faktor takut jarum. Sehingga, dari 100 pendonor, hasilnya tingkat kelulusan hanya sekitar 10 persen saja," kata Emil.
Emil melanjutkan, dari sekian banyak tahapan pemeriksaan, ada salah satu syarat yang sulit dicapai, yakni mengukur titer. Yakni kandungan imun dampak Covid-19 yang ada dalam tubuh seorang penyintas. Batas minimalnya 1 banding 160. Kalau lebih dari itu, kata dia, maka penyintas memenuhi kriteria sebagai pendonor plasma konvalesen.
Ketua Komunitas Penyintas Covid-19 Ikatan Alumni RSLI Surabaya, Edy Sukotjo mengajak para penyintas untuk bergabung di komunitas tersebut. Tujuannya untuk mempermudah para penyintas mendonorkan plasma konvalesennya.
"Silakan bergabung komunitas ini dan jangan lupa ajak kerabat yang lain karena para penyintas berguna bagi masyarakat lainnya juga," ujarnya.
Penanggung jawab RSLI Surabaya, I Dewa Gede Nalendra Jayaiswara selain mengajak penyintas menjadi pendonor plasma konvalesen, juga berharap agar penyintas bisa menjadi edukator. Tujuannya, untuk mendidik orang-orang di kampungnya masing-masing, agar terhindar dari penularan Covid-19.
"Apa yang harus dilakukan seperti yang sudah diajarkan di RS Lapangan Indrapura bisa diterapkan. Memakai masker, mencuci tangan, jaga jarak, cara hidup sehat. Tolong ini disampaikan ke RT/ RW setempat," kata dia.