Bupati Banyumas Yakin Varian Delta Sudah Ada di Banyumas
Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Bupati Banyumas Achmad Husein. | Foto: Antara
REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bupati Banyumas Achmad Husein memperkirakan jumlah warga yang positif Covid 19 namun tidak melakukan tes antigen atau PCR, diperkirakan cukup banyak. Hal itu dia yakini, mengingat virus varian delta sudah masuk ke Banyumas. "Meski hasil tes belum keluar, saya yakin virus varian delta ini sudah masuk ke Banyumas," jelasnya, Selasa (13/7).
Dia menyebutkan, mengenai kemungkinan masuknya varian delta ke Banyumas, pihaknya sudah mengirimkan sejumlah sampel virus dari pasien ke laboratorium UGM Yogyakarta. Namun sejauh ini, hanya sebagian sampel yang sudah keluar hasilnya dengan hasil bukan varian delta. "Namun sebagian besar sampel lainnya, hasilnya belum keluar. Bahkan informasi terakhir menyebutkan, data uji coba laboratorium tidak ada yang keluar karena ada problem alat," jelasnya.
Meski hasil pemeriksaan laboratorium tidak keluar, Husein meyakini virus varian delta diduga sudah masuk wilayah Banyumas. Hal ini bisa dipastikan berdasarkan peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. "Kalau virus Covid biasa seperti sebelumnya, temuan kasus positif tidak akan sampai 100 kasus per hari. Tapi sekarang, bisa sampai 400 kasus dalam satu hari," jelasnya.
Bahkan dia memeerkirakan, angka 400 kasus per hari tersebut, bisa disebut bukan merupakan angka sebenarnya. "Mengingat keterbatasan tenaga tracing dan alat, hanya 400 kasus positif per hari yang ditemukan. Namun angka sebenarnya bisa mencapai 10 kali lipat dari angka tersebut," jelasnya.
Terkait hal ini, bupati menyatakan Pemkab Banyumas akan merekrut 500 tenaga relawan yang bertugas melakukan tracing. Tenaga relawan tracing yang diambil, bisa diambilkan dari kampus-kampus perguruan tinggi yang ada di Banyumas. Bisa saja dengan menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi tersebut. "Saya sedang menunggu konsep rekrutmennya dari Dinas Kesehatan," katanya.
Menurutnya, relawan tenaga tracing ini akan bekerja di lapangan paling tidak selama dua bulan. "Mereka akan melakukan tracing secara lebih ketat di lapangan, mengingat upaya tracing merupakan dari keberhasilan penanganan Covid-19. Dengan 500 tenaga tracing di lapangan, paling tidak bisa dilakukan 7.500 pemeriksaan di lapangan setiap hari.