'Blended Learning Harus Integrasikan Teknologi dan Pedagogi'
Red: Fernan Rahadi
Sekolah daring (ilustrasi) | Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sistem pembelajaran dengan menggunakan metode blended learning dinilai masih menjadi pilihan edukasi terbaik bagi anak-anak pada masa kini. Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti mengatakan, hal yang perlu diingat dari sistem pembelajaran blended learning yaitu bukan berarti para siswa hanya belajar secara dalam jaringan (daring) saja.
Laksmi melanjutkan, sistem blended learning bahkan telah dianut SMM sejak sebelum pandemi menghantam Indonesia dengan menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka langsung.
"Di masa pandemi ini banyak yang menawarkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi sebagai media ajar, tetapi tidak banyak yang mengintegrasikan antara teknologi dengan pedagogi atau metode ajar yang baik," kata Laksmi dalam siaran persnya Jumat (16/7).
Laksmi melanjutkan, setiap pengajar di SMM didorong untuk selalu mengembangkan kreativitasnya agar anak-anak atau peserta didik dapat berinteraksi secara terbuka baik kepada guru maupun teman-temannya.
Menurut Laksmi, interaksi yang terbuka tersebut akan menjadi benefit juga bagi orang tua peserta didik ataupun mereka yang akan mendaftarkan anaknya di SMM pada tahun ajaran 2021.
"Sehingga orang tua bisa mengetahui perkembangan anaknya dengan terlibat secara langsung tanpa harus merasa terbebani, karena seolah-olah sistem pembelajaran daring cenderung hanya memberatkan orang tua dan anak-anak," ujar Laksmi.
Di sisi lain, SMM juga menawarkan sistem pembelajaran blended learning juga menguntungkan peserta didik serta orang tua baik dari segi kualitas dengan kurikulum pendidikan terbaik, akses pembelajaran yang fleksibel berkat pemanfaatan teknologi informasi, dan biaya yang terjangkau untuk seluruh anak Indonesia.
Hingga saat ini, kata Laksmi, murid-murid SMM tersebar mulai dari Aceh hingga Papua. Bahkan agar akses untuk masyarakat semakin luas, pada tahun ajar 2021 SMM akan menginisiasi pembukaan lokasi pembelajaran luar jaringan (offline) di delapan kota yaitu Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, Depok, Bogor, Bekasi, Bandung, Semarang, dan Surabaya.