Sabtu 17 Jul 2021 23:36 WIB

Wamendag: Indonesia Harus Terdepan dalam Perdagangan Porang

Wamendag sayangkan ekspor produk porang Indonesia harus lewat perantara negara lain

Petani menunjukkan buah katak porang (Amorphophallus muelleri) di Desa Narimbang Mulia, Lebak, Banten. Wamendag sayangkan ekspor produk porang Indonesia harus lewat perantara negara lain
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petani menunjukkan buah katak porang (Amorphophallus muelleri) di Desa Narimbang Mulia, Lebak, Banten. Wamendag sayangkan ekspor produk porang Indonesia harus lewat perantara negara lain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan perlu upaya berkelanjutan agar Indonesia menjadi pemain utama dalam perdagangan dan industri Porang (konjac). Menurutnya, pasar Porang sangat besar dan Indonesia belum dimasukkan sebagai eksportir lima besar di dunia. 

Padahal secara statistik, ekspor porang Indonesia sangat besar, tetapi harus melalui negara lain sebelum sampai ke negara konsumen. “Untuk semester pertama 2021 ini, ekspor porang kita sudah mencapai 14,8 ribu ton. Angka ini meningkat tajam yaitu 160 persen dibanding semester pertama pada 2019 yang mencapai jumlah 5,7 ribu ton.” Kata Wamendag. 

Negara pengimpor porang utama di dunia antara lain dari Asia Timur dan Eropa. Di Asia Timur, porang adalah bahan dalam bidang makanan, kosmetik dan industri. Selama ini ekspor Indonesia biasanya berbentuk chip yang merupakan bahan baku untuk pasokan industri tersebut.

Jerry Sambuaga ingin agar perdagangan porang menjadi lebih efisien baik dari segi pengangkutan, perdagangan maupun dukungan finansial. Ini agar produk porang makin berdaya saing dan produsen serta petani porang makin sejahtera. 

“Teman-teman di produksi berusaha makin meningkatkan produksi dan melakukan hilirisasi. Kementerian pertanian misalnya sedang memacu agar ada perluasan lahan porang hingga mencapai 100 ribu ton. Kementerian perindustrian juga pasti punya rencana agar produk porang Indonesia dilakukan hilirisasi sehingga nilai tambahnya semakin besar. Untuk itu kementerian perdagangan akan mendukung dari segi akses perdagangan, promosi, negosiasi perdagangan dan lain-lain.” Papar Jerry.

Berbicara di webinar yang diselenggaralan oleh KOPITU yang turut dihadiri oleh Konjen Shanghai Denny Wachyudi Kurnia, Dr Suwandi Dirjen Tanaman Pangan Kementan serta beberapa pembicara lainnya, Wamendag melihat dukungan kementerian perdagangan dalam akses pasar bisa dilakukan dengan dua jalan yaitu melakukan business matching secara intensif dan melalui diplomasi perdagangan dalam perjanjian dagang. Khususnya Pasar Eropa, Jerry akan memperjuangkan agar porang Indonesia bisa melakukan perluasan penetrasi di pasar-pasar seperti Jerman dan Italia. Ia melihat peluang memanfaatkan pembahasan Indonesia-European Union CEPA sebagai sarana untuk itu.

“Pada dasarnya semua perjanjian perdagangan itu bisa kita manfaatkan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas perdagangan semua produk Indonesia, termasuk Porang dan memang itu tujuannya. Saya berharap produk porang kita bisa makin Berjaya dan bisa memenuhi kualitas serta kuantitas yang diharapkan oleh negara tujuan.” Kata Jerry.

Porang sendiri sedang menjadi hits sejak beberapa tahun ini karena potensinya yang luar biasa. Banyak petani porang yang menikmati keuntungan ekonomi berlimpah karena menggarap tanaman yang semula dianggap liar ini. 

Perluasan lahan tanam diharapkan diiringi dengan meningkatnya kualitas produksi dan manajemen logistik dan perdagangan yang makin mumpuni. Untuk itu, Kementerian Perdagangan terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga.

“Pelaku dan stakeholder langsung dari industri dan perdagangan porang tentu menjadi ujung tombaknya. Petani, pemilik pabrik pengolahan, pedagang, eksportir dan perbankan semua harus didukung oleh kementerian dan lembaga terkait. Kementerian perdagangan siap melaksanakan fasilitasi dan dukungan tersebut,” tutur Jerry.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement