REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes merupakan penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa dalam darah) jauh di atas normal. Dengan kondisi ini, bolehkah seorang yang menderita diabetes berolahraga?
Dokter spesialis kedokteran olahraga dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta Pusat, dr Michael Triangto, SpKO, menjelaskan, menurut anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), olahraga tidak dilarang bagi penderita diabetes karena dapat menurunkan beberapa faktor risiko seperti tekanan darah dan diabetes mellitus itu terkait dengan tekanan darah tinggi. Menurutnya, seorang penyandang diabetes atau kerap disebut diabetesi harus memahami kadar gula darah sebelum berolahraga.
“Kadar gula darah tinggi tidak selalu berarti tidak boleh berolahraga. Kadar gula darah yang terlalu rendah itu yang jelas tidak boleh berolahraga,” ungkapnya dalam KULWAP bersama Diabetasol dengan tema 'Tatalaksana Lengkap Diabetes dan Kolesterol Selama Masa Pandemik', belum lama ini.
Bagi diabetesi, lanjutnya, olahraga dilakukan untuk kesehatan atau disebut sport theraphy. Ini merupakan olahraga untuk meningkatkan kesehatan. Sport Therapy adalah program pengobatan yang menggunakan olahraga terukur dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, serta membantu proses penyembuhan penyakit-penyakit tertentu.
“Olahraga bukan satu-satunya yang membantu proses penyembuhan penyakit. Hanya olahraga saja tidak banyak membantu, kita harus menggabungkan dengan bidang lain,” ujarnya.
Untuk memulai suatu sport therapy maka harus menguasai permasalahan yang ada pada tubuh, seperti kadar gula darah yang tak terkendali. Selain itu, masalah diabetesi adalah gangguan penglihatan mulai dari katarak sampai retinopathy. Permasalahan diabetes lainnya adalah neuropati atau persarafan, gangguan sensasi pada kaki atau perabaan kita atau pengaturan denyut jantung serta tekanan darah.
“Gangguan pada kaki harus menjadi perhatian, tapi bukan berarti tantangan untuk berolahraga,” ujarnya.
Sementara, bagi pengguna insulin, harus hati-hati dalam penggunaannya bersamaan dengan olahraga. Tak hanya itu, monitoring kadar gula darah, yang terbaik sebelum berolahraga adalah ketahui kadar gula darahnya, pada saat berolahraga (pada saat peaknya) dan pada saat setelah berolahraga.
“Untuk itu perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter-dokter terkait sebelum melakukan olahraga untuk kesehatan atau sport theraphy,” jelasnya.