Mobilitas Warga di Pemukiman Masih Tinggi di DIY
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mobilitas Warga di Pemukiman Masih Tinggi di DIY (ilustrasi). | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Mobilitas masyarakat selama diterapkannya PPKM darurat hingga PPKM level 4 di DIY berpindah ke pemukiman. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut, mobilitas masyarakat di pemukiman masih tinggi yakni di angka 17 persen.
"Mobilitas masih 17 persen, mereka (warga) berada di kelurahan (permukiman), belum (banyak yang tetap tinggal) berada di rumah," kata Sultan dalam keterangan resminya, Selasa (27/7).
Walaupun begitu, Sultan menyebut, sudah ada penurunan mobilitas di tingkat permukiman yang sebelumnya di angka 19 persen. Sementara itu, untuk mobilitas di malam hari juga dinilai sudah menunjukkan penurunan yang signifikan di DIY.
"Saya juga terima kasih ke masyarakat, kalau malam (mobilitas) relatif turun, tidak keluar dari kelurahan (pemukimannya)," ujar Sultan.
Walaupun PPKM level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus 2021 nanti, pihaknya memberlakukan buka tutup jalan. Sultan menuturkan, buka tutup jalan ini dilakukan pada jam-jam tertentu.
"Sehingga, mungkin hanya dua atau tiga hari jalan itu ditutup, nanti pindah di tempat lain," jelasnya.
Buka tutup jalan ini, kata Sultan, dilakukan agar pedagang maupun PKL dapat berjualan di jalan yang aksesnya ditutup sebelumnya. Sehingga, penerapan buka tutup jalan ini diharapkan dapat memulihkan perekonomian masyarakat.
Ia mencontohkan seperti di Malioboro, buka tutup jalan di kawasan ini dapat dilakukan misalnya selama dua hari. Sehingga, dalam dua hari tersebut tidak ada kegiatan ekonomi.
Namun, setelah dua hari akses ke Malioboro akan dibuka, begitu pun dengan kegiatan ekonominya. Sehingga, penutupan jalan akan dipindahkan ke kawasan lain ketika kegiatan di Malioboro dibuka.
"Misalnya (Malioboro) ditutup dua hari, pindah ke tempat lain yang penting tetap mengurangi mobilitas. Setelah (di Malioboro pedagang) tidak jualan dua hari, akhirnya hari ketiga (dibuka dan) mereka bisa jualan lagi, dengan harapan seperti itu masyarakat juga bisa mencari sesuap nasi," katanya.