Selasa 03 Aug 2021 22:12 WIB

Menyusui Saat Positif Covid-19, Apa Saja yang Diperhatikan?

Hingga kini, belum ada bukti penularan Covid-19 bisa terjadi melalui ASI.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Hingga kini, belum ada bukti penularan Covid-19 bisa terjadi melalui ASI.
Foto: Wikimedia
Hingga kini, belum ada bukti penularan Covid-19 bisa terjadi melalui ASI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi pandemi di Indonesia yang masih belum terkendali mengakibatkan semakin banyaknya ditemukan ibu menyusui yang terinfeksi Covid 19. Kondisi tersebut pun memunculkan dilema, haruskah kegiatan menyusui diteruskan atau dihentikan? Adakah risiko si kecil dapat tertular Covid 19 dari sang ibu akibat proses menyusui?

Dokter Umum Konselor Laktasi, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Nia Wulan Sari, CIMI, menjelaskan, efek perlindungan ASI sangat kuat dalam melawan infeksi penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh bayi. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terdapat antibodi Covid 19 yang mengalir dalam ASI. Sampai saat ini, belum ada bukti penularan Covid 19 secara langsung dari ibu kepada anaknya melalui ASI, dan hanya antibodinya yang ditemukan dalam ASI.

Baca Juga

"Karenanya, ibu positif Covid 19 tetap disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima republika.co.id, Selasa (3/8).

Ia mengatakan, proses menyusui bisa tetap dilanjutkan dengan catatan ibu tidak memiliki gejala, atau hanya bergejala ringan saja, dan mampu menyusui. Hal ini juga dilakukan untuk memelihara interaksi (skin to skin contact) antara ibu dan bayi.

Apabila ibu mengalami gejala Covid 19 yang sedang hingga berat hingga menyulitkan pemberian ASI, bayi dapat diberikan donor ASI perah (ASIP) atau ASI donor yang sudah di-screening sesuai persyaratan untuk memastikan higienitas ASIP dari penyakit menular. Pemberian ASIP dapat dilakukan menggunakan media seperti cup feeder, sendok, atau pipet agar meminimalisir bayi mengalami bingung puting.

Ibu yang positif Covid 19 dan tetap ingin memberikan ASI kepada bayinya harus mempraktikkan prosedur pencegahan penularan infeksi yang ketat. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak dengan bayi, rutin membersihkan benda-benda yang disentuh ibu dengan disinfektan, gunakan masker dengan rapat menutupi hidung, mulut, dan dagu, serta hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut ketika menyusui si kecil.

Apabila ibu khawatir si kecil tertular Covid 19 akibat kegiatan menyusui, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan ASIP pada si kecil. Pastikan sang ibu juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat ketika memerah ASI.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement