REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebagian puncak Gunung Ile Lewotolok Kabupaten Lembaga, Nusa Tenggara Timur yang hutannya terbakar akibat erupsi pada 28 Juli lalu, saat ini sudah mulai padam. Sebuah helikopter milik BNPB diturunkan untuk menguasai api di lokasi itu.
"Tadi pagi memang satu unit helikopter tipe KA32A11BC melakukan misi bom air di puncak Gunung Ili Lewotolok, tepatnya di lokasi hutan yang terbakar," kata Kepala UPT Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Wilayah Lembata, Linus Lawe, dari Kupang, Selasa (3/8) malam.
Ia mengatakan proses pemadaman api menggunakan bom air dilakukan sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WITA dengan menyisir ke seluruh wilayah kebakaran hutan yang masuk dalam kawan hutan lindung itu. Walaupun kebakaran sudah dipadamkan, dia mengatakan, masih ada beberapa titik yang terpantau mengeluarkan asap sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan sumber api baru. "Apalagi di puncak gunung itu sangat kencang anginnya, sehingga dikhawatirkan muncul titik api baru," kata dia.
Oleh karena itu, pada Rabu (4/8, helikopter tersebut akan kembali melakukan misi bom air di puncak gunung itu, dengan tujuan asap yang masih mengepul bisa segera dikuasai. Linus mengaku belum mengetahui berapa luas area hutan lindung yang terbakar akibat erupsi gunung yang membawa serta lava pijarnya pada 28 Juli dini hari waktu setempat. Ia menilai keberadaan helikopter dari BNBP itu membantu pemda setempat dalam menghentikan menjalarnya api sampai perkebunan warga di sekitar kaki gunung tersebut.
Pada 28 Juli lalu, terjadi kebakaran hutan yang diakibatkan pijaran lava dari Gunung Ili Lewotolok. Pemerintah daerah bersama masyarakat kesulitan memadamkan apinya karena ada larangan dari Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Ili Lewotolokbagi siapa saja aktivitas diradius tiga kilometer dari puncak gunung tersebut. Pemda akhirnya meminta bantuan BPBDprovinsi untuk mendatangkan helikopter pengebom air untuk membantu pemadaman api di lokasi gunung tersebut.