Ini Misteri 'Lautan Terlarang' Halmahera-Papua
Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
| Foto: Dispenal
Ekspedisi tersebut diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan kembali ekspedisi kelautan pada lingkup Nasional yang dilaksanakan untuk meneliti sumber daya kelautan Indonesia oleh putra-putri bangsa Indonesia. Yudo telah meminta Pushudrosal untuk merencanakan ekspedisi serupa, yang diawaki putra-putri bangsa Indonesia, ke depan.
"Sehingga tidak perlu memanfaatkan wahana-wahana asing. Kita memiliki wahana kapal survei hidrooceanografi. Sehingga putra putri Indonesia, para peneliti Indonesia dapat mengungkap ataupun melihat sumber daya maritim kita yang kaya raya yang selama ini belum sampe terungkap dengan optimal," kata Yudo.
Yudo juga mengungkapkan, penyiapan sarana-prasarana untuk melakukan ekspedisi itu juga sudah disiapkan. Pihaknya tengah membangun kapal hidrooceanografi dalam negeri dengan panjang 60 meter di Batam, Kepulauan Riau. Kapal tersebut rencananya akan diluncurkan pada 5 Agustus 2021 mendatang.
"Nanti juga akan memperkuat Pushidrosal. Tentunya ini yang tadi dari luar negeri yang dua ini (KRI Spica-934 dan KRI Rigel-933), ini dari dalam negeri," ungkap dia.
Dengan hadirnya kapal pendukung dalam negeri itu dapat membantu tugas Pushidrosal dengan baik. Dia mengatakan, peralatan yang digunakan untuk survei tersebut dapat dibawa ke mana mana. Dengan demikian, kapal yang digunakan tidak harus kapal sekelas KRI Spica-934 maupun KRI Rigel-933.
"Kita tidak harus kapal yang bagus seperti kelas Spica maupun Rigel karena kita masih pada prioritas untuk kapal-kapal tempur," ucap Yudo.