Senin 09 Aug 2021 15:55 WIB

Studi: Vaksin Influenza Cegah Efek Parah Covid-19

Pasien Covid-19 yang melakukan vaksinasi influenza cenderung tidak kritis.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Pasien Covid-19 yang melakukan vaksinasi influenza cenderung tidak kritis.
Foto: www.freepik.com.
Pasien Covid-19 yang melakukan vaksinasi influenza cenderung tidak kritis.

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Sebuah studi baru menemukan bahwa vaksin influenza dapat melindungi seseorang dari efek parah akibat Covid-19. Pasien corona yang mendapat suntikan flu cenderung tidak mengalami kondisi kritis.

Penelitian berskala terbesar dari riset lain yang sejenis itu digagas tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller, Amerika Serikat. Temuan sudah diterbitkan dalam jurnal ilmiah PLoS One.

Baca Juga

Analisis kohort retrospektif dilakukan terhadap 73.346.583 pasien Covid-19. Tim tidak hanya menganalisis catatan pasien di AS, tapi juga pasien di Inggris, Jerman, Italia, Israel, dan Singapura.

Studi mengelompokkan pasien yang mendapatkan vaksin influenza serta yang tidak. Periode suntikan flu dikategorikan lagi dalam kelompok enam bulan hingga dua pekan sebelum diagnosis positif Covid-19.

Hasilnya dibandingkan antar kelompok. Menurut penelitian, orang yang sama sekali tidak mendapat suntikan flu lebih mungkin dirawat di ICU. Jumlah pasien yang kritis itu berkisar hingga 20 persen.

Mereka juga secara signifikan lebih mungkin dilarikan ke unit gawat darurat, mengembangkan sepsis atau komplikasi infeksi yang mengancam jiwa, mengalami stroke, dan DVT atau bekuan darah di vena dalam.

Baca juga :  6 Cara Cegah Brain Fog di Masa Pandemi

Meski begitu, risiko kematian pasien yang mendapat suntikan flu tidak berkurang. Setidaknya, penulis studi senior Devinder Singh menyoroti kegunaan suntikan flu, serta menyerukan agar masyarakat global yang belum mendapat vaksin Covid-19 segera mengaksesnya.

"Dengan semua kehancuran yang terjadi akibat pandemi, komunitas global masih perlu mencari solusi untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas," kata profesor bedah klinis itu, dikutip dari laman The Quint, Senin (9/8).

Singh mengatakan, penelitian lanjutan berupa studi terkontrol prospektif perlu dilakukan untuk memvalidasi temuan. Hal itu guna mengetahui apakah vaksin influenza bisa memperbaiki kondisi merugikan lain pada pasien Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement