Kamis 12 Aug 2021 13:58 WIB

PLN Turunkan Rasio Utang Jadi Rp 452,4 Triliun

Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti perihal utang PLN.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Gedung PLN
Foto: Republika/Musiron
Gedung PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan berbagai upaya efisiensi dan memperbaiki tata kelola keuangan perusahaan agar keuangan PLN makin sehat. Salah satunya adalah PLN melakukan refinancing utang dan menurunkan interest bearing debt.

VP Coorporate Communication PLN Arsyadhani Akamla Putri menjelaskan sejak 2020 perusahaan melakukan upaya pengelolan utang dengan bijak. Salah satunya, PLN juga berhasil menurunkan jumlah interest bearing debt (rasio utang kena bunga) menjadi sebesar Rp 452,4 triliun, turun dibandingkan tahun 2019.

"Pencapaian ini ditopang aksi korporasi PLN berupa pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo sekitar Rp 30 triliun segera setelah diperoleh kompensasi," ujar Arsya kepada Republika.co.id, Kamis (12/8).

Menteri BUMN Erick Thohir juga menyoroti perihal utang PLN ini. Menurut Erick selain melakukan penghematan agar keuangan PLN terjaga, PLN juga perlu melakukan refinancing utang yang saat ini totalnya sampai Rp 500 triliun. "Ini harus diubah ke tenor yang lebih panjang dan bunga yang lebih murah agar bisa menstabilkan kondisi keuangan PLN," ujar Erick.