REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten Banjar dan Pemerintah Kota Banjarmasin sepakat melakukan revitalisasi dan kerja sama pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Martrapura untuk pariwisata, transportasi dan berbagai kegiatan lainnya.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan sub daerah aliran sungai (DAS) Martapura melalui Program Sungai Martapura Bungas (Bersih, Unggul dan Asri), di Banjarmasin.
Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA mengatakan, program tersebut dalam rangka percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan sungai Martapura melalui revitalisasi yang akan melibatkan beberapa pekerjaan.
Program revitalisasi tersebut, kata Safrizal, bakal melibatkan berbagai sektor, mulai lingkungan hidup, kesehatan, transportasi, pariwisata, serta pembangunan masyarakat desa, dinas pekerjaan umum dan pemukiman.
Melalui program tersebut, kata dia, pemerintah ingin membuat Sungai Martapura menjadi objek wisata yang lebih dikenal baik nasional maupun internasional. "Saya ingin sungai Martapura seperti Sungai Chao Phraya di Thailand," kata Safrizal.
Sungai Chao Phraya atau Sungai Raja merupakan destinasi wisata di Thailand, Bangkok yang sangat populer bagi wisatawan. Wisatawan yang datang, menaiki perahu di sepanjang sungai utamanya.
Chao Phraya mengalir di sekitar gedung pencakar langit, pasar, rumah mewah, kuil, perumahan, pusat perbelanjaan, dan area terbuka hijau yang indah. Mewujudkan mimpi tersebut, tambah Safrizal, jika Sungai Martapura sudah bersih, even-even wisata akan ditambah seperti lomba perahu, dan kegiatan kearifan lokal lainnya yang memanfaatkan sungai.
Dalam program ini, Pemprov ingin meminimalisasi jamban-jamban yang tidak teratur, kemudian desa-desa yang berada di tepi sungai menjadi desa tematik, indah menghadap sungai seperti yang ada sebagian di Kota Banjarmasin dan Banjar.
Selain itu, juga akan dibuat program penangkap sampah, terutama sampah dari hulu hingga hilir. Rencananya, di kawasan sungai Martapura, nantinya juga akan dibuat restoran terapung dan program bina masyarakat yang hidup di seputar sungai.
"Rencana ini akan bisa terwujud bila ada kolaborasi yang baik semua pihak terkait," katanya.
Safrizal juga mengharapkan, program ini mampu memperbaiki nilai indeks kualitas lingkungan (IKM) Kalsel ke depan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana mengatakan program Sungai Martapura Bungas juga menggunakan konsep "rediscovery" dengan tujuan mengembalikan sungai Martapura sebagai urat nadi ekonomi di tengah kompleksitas persoalan dari hulu ke hilir.
Konsep tersebut, sudah dikoordinasikan dengan pihak terkait dan dalam waktu dekat akan disosialisasikan ke masyarakat, khususmya mereka yang bermukim di pesisir sungai martapura.
Dikatakan Hanifah, pekerjaan rumah yang berat terkait sungai Martapura ada di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin. Sehingga dianggap perlu kehadiran Pemprov yang menginisiasi kerja sama, sehingga bisa terkelola dengan terintegrasi dengan Pemkab dan Pemko yang sebelumnya sudah memiliki program masing-masing.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyambut baik kerja sama ini. "Selayaknya inisiatif dilakukan Pemprov, karena sungai Martapura ini melintasi Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar," ujarnya.
Bupati Banjar, Saidi Mansyur juga menyampaikan komitmen yang sama dan berjanji akan berkoordinasi di jajaran Pemkab Banjar dalam upaya mendukung program.
Peluncuran program "Sungai Martapura Bungas" dilakukam Pemprov Kalsel sebelumnya di Desa Sungai Rangas Tengah, Kabupaten Banjar, Sabtu (5/6), bersamaan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang dihadiri Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA.