REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 239 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Senin (6/9) pukul 00.00-24.00 WIB. Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Selasa, menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat dua kali gempa hibrid atau fase banyak, 145 kali gempa embusan, dan 76 kali gempa frekuensi rendah.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian sekitar 50 meter di atas puncak.
Pada periode pengamatan itu, tercatat 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya.Selain itu, terpantau pula 26 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Kali Putih.Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.