Wisata di Kepulauan Karimunjawa Bakal Dibuka
Red: Bilal Ramadhan
Perahu nelayan kepulauan Karimunjawa yang sekaligus berfungsi sebagai sarana transportasi penghubung antar pulau dan transportasi bagi wisatawan. Bagi warga Pulau Parang, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, perahu nelayan juga difungsikan untk mendukung layanan kesehatan akibat minimnya fasilitas ambulan air. | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo minta dilakukan uji coba wisata di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, secara terbatas dengan sistem paket wisata seiring upaya pengembangan serta pengoperasian Bandara Dewadaru.
"Bandara yang sudah siap, saya usulkan kita membuka uji coba wisata terbatas dengan kategori uji coba. Harapannya kalau perusahaan penerbangan bisa diajak ujicoba, maka yang dari Jakarta, Bali dan dari Surabaya bisa datang ke Karimunjawa," kata Ganjar di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Jumat (10/9).
Kendati demikian, Ganjar menegaskan jika upaya membuka kunjungan wisata itu tetap harus mengutamakan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Menurut dia, dengan cara itu maka perekonomian sektor pariwisata di daerah setempat mulai bergerak lagi dengan protokol kesehatan ketat.
Orang nomor satu di Jateng itu mengakui jika pengendalian COVID-19 di Karimunjawa bagus, namun tetap menekankan agar vaksinasi dapat berjalan 100 persen.
"Pengendalian Covid-19 di Karimunjawa bagus, bahkan tadi di Desa Parang nol persen. Masyarakatnya bebas, asyik itu, tapi tetap kita ingin seratus persen (vaksinasi)," ujarnya.
Sebagai informasi, keberadaan Bandara Dewadaru yang resmi beroperasi sejak 2018 itu diketahui sebagai jalur alternatif wisata ke Kepulauan Karimunjawa, namun sejak pandemi, bandara sempat tidak melayani penerbangan karena minimnya wisatawan dan berbagai kebijakan dalam penanganan Covid-19.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro dalam pemaparannya mengatakan bahwa pada 2021 Pemprov Jateng telah membebaskan lahan untuk pengembangan bandara.
Lahan seluas 1,6 hektare itu rencananya akan dibangun gedung terminal penumpang Bandara Dewadaru. Secara rinci, rencana induk Bandara Dewadaru yakni lahan eksisting area bandara 21,87 hektare, lahan eksisting luar bandara 2,36 hektare, total kebutuhan lahan 22,19 hektare.
"Bandara Dewadaru sebenarnya sudah beroperasi, tapi karena pandemi jadi penumpangnya minim," katanya.