Ecobrick Atasi Sampah Plastik di Desa Buran Karanganyar
Rep: Binti sholikah/ Red: Esthi Maharani
Bank Sampah Ceseri memanfaatkan plastik-plastik kresek yang tidak ada nilai jualnya di bank sampah untuk dijadikan ecobrick. | Foto: Rumah Zakat
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyosialisasikan pembuatan ecobrick untuk mengatasi sampah plastik kepada masyarakat di Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Mahasiswa yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat tersebut menjalankan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) tahun 2021 dengan tema "Sosialisasi : Mengolah Limbah Plastik Menjadi Ecobrick".
"Program pengabdian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Buran. Melihat permasalahan itu, kami menawarkan inovasi dan solusi Ecobrick guna menyelesaikan masalah tersebut," kata Ketua Tim PKM Dimas Luhur Aji Prabowo, seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima, Jumat (10/9).
Dimas menambahkan kegiatan pengabdian tersebut juga dilatarbelakangi belum adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi pengunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari. Hal itu dibuktikan, dengan masih adanya penumpukan lagi pada tempat pembuangan akhir.
Program ini dilaksanakan Mahasiswa UMS yang berasal dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yakni Dimas Luhur Aji Prabowo, Eka Rahmawati, Aswatun Khasanah, dan Galuh Kancanadana yang berkolaborasi dengan mahasiswa Program Studi Teknik Industri yakni Sendy Silvano yang didampingi dosen, Ika Candra Sayekti.
Kegiatan tersebut melibatkan kurang lebih 30 peserta, yang terdiri atas 20 ibu-ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Buran serta 10 ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Buran. Kegiatan dilaksanakan secara luring di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Desa Buran serta via daring melalui WhatsApp Group, Zoom Meeting dan kanal Youtube.
Dengan adanya pelaksanaan program ini diharapkan kegiatan ini tidak hanya bermitra dengan tim penggerak PPK dan KWT Desa Buran. Namun, dapat lebih menjangkau masyarakat yang lebih luas misalnya generasi muda yang aktif di sosial media. Sehingga, kesadaran akan pentingnya mengelola sampah plastik dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.
Program pengabdian ini sepenuhnya mendapatkan dukungan dari UMS, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). "Melalui program pengabdian ini, UMS memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat sesuai dengan disiplin keilmuan dosen yang mengadakan pengabdian," ucap Ketua LPPM UMS, Agus Ulinuha.