REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Jurnal medis Lancet telah menerbitkan sebuah artikel yang mengajak digelarnya debat terbuka, objektif, dan transparan tentang asal-usul sebenarnya dari SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Seruan itu diterbitkan lebih dari satu setengah tahun setelah artikel kontroversialnya yang mengutuk teori konspirasi yang mengindikasikan virus bocor dari laboratorium di China.
Artikel yang diterbitkan Lancet pada Jumat (17/9) itu berjudul "Permohonan untuk debat ilmiah yang objektif, terbuka, dan transparan tentang asal usul SARS-CoV-2." Artikel ditandatangani oleh 16 ilmuwan yang berpendapat bahwa kecelakaan terkait laboratorium adalah masuk akal.
Menurut mereka, virus penyebab penyakit pandemi itu mungkin saja memiliki asal-usul alami. Namun, tidak ada teori yang harus dikesampingkan untuk menguak fakta sebenarnya.
"Keberadaan bukti soal asal usul virus, baik terkait zoonosis maupun laboratorium penelitian, masih kurang banyak sehingga masih belum ada kesimpulan yang bisa diambil," tulis mereka, dilansir Fox News, Senin (20/9).
Berdasarkan literatur ilmiah saat ini, menurut penulis artikel, tidak ada bukti kuat untuk menentukan asal-usul virus corona tipe baru tersebut, entah terjadi secara alami atau terkait penelitian. Mereka belum bisa menentukan pendapatnya meskipun telah melakukan analisis genom dan protein virus corona.
Penulis artikel menjelaskan, SARS-CoV-2 bisa saja muncul secara alami. Virus berevolusi lalu ditularkan ke manusia melalui kontak dengan hewan liar atau hewan ternak.
Di lain sisi, terbuka pula kemungkinan, virus tersebut bersumber dari laboratorium penelitian. Bisa saja virus tercecer di lokasi pengambilan sampel, selama transportasi, atau di dalam laboratorium.
"Mungkin saja itu melibatkan virus alami, pilihan, atau rekayasa," jelas para penulis artikel.
Mereka juga mengkritik artikel kontroversial 'pernyataan untuk mendukung para ilmuwan' yang diterbitkan oleh The Lancet pada Februari 2020. Artikel terdahulu menyatakan bahwa "Lancet berdiri bersama untuk mengutuk keras teori konspirasi yang menunjukkan bahwa Covid-19 tidak berasal dari alam.".