Selasa 28 Sep 2021 06:56 WIB

Bima Arya Jelaskan Alasan Pemkot Bogor Tunda PTM

PTM di Bogor diundur dari rencana semula pada pekan kedua September.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Friska Yolandha
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto usai menyampaikan hasil survey online terkait persepsi masyarakat Kota Bogor terhadap pandemi Covid-19 di Balai Kota Bogor, Ahad (15/8).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto usai menyampaikan hasil survey online terkait persepsi masyarakat Kota Bogor terhadap pandemi Covid-19 di Balai Kota Bogor, Ahad (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor terus mematangkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, yang rencananya akan digelar awal Oktober. Rencana pelaksanaan PTM terbatas di Kota Bogor sempat mundur, dari yang sebelumnya direncanakan pada pekan kedua September.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menyampaikan, Pemkot Bogor masih menunda PTM lantaran ingin memastikan kesiapan protokol kesehatan dan ketentuannya. Menurutnya, penundaan PTM didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan betul-betul bisa tetap dibuktikan di lapangan dengan sistem surveilansnya yang kuat dan berjalan. 

Baca Juga

Saat ini, berdasarkan kondisi yang berkembang terkait PTM, ada opini yang tidak tepat mengenai penamaan klaster di sekolah. Padahal, kata dia, belum tentu para siswa terpapar saat PTM, atau bisa juga karena akumulasi dari kasus-kasus lama. 

“Karena itu dibutuhkan sistem surveilans yang betul-betul kuat dan komunikasi yang terjalin  pun harus canggih dengan melibatkan semua pihak terkait, mulai dari sekolah, guru, pengawas hingga komite,” ujar Bima Arya, Senin (27/9).

Selain itu, ia meminta langkah-langkah antisipasi dipersiapkan. Jika ada anak yang tidak masuk satu hari, sistem langsung bekerja dengan proaktif mengecek kesehatan dan di swab oleh dinkes atau puskesmas. 

“Jika hasilnya positif (Covid-19), cek kontak erat dan kelasnya di stop dulu. Menurut saya ini kuncinya dan surveilans ini harus memastikannya, apakah dari sekolah atau bukan,”  jelas Bima Arya.

Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor ini juga meminta pelaksanaan tes swab antigen harus rutin dilakukan sepekan sekali. Bukan sekedar untuk mengidentifikasi, tetapi dilakukannya swab antigen ini juga bertujuan agar para siswa dan pihak sekolah lebih hati-hati karena saat ini belum aman.

Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi menambahkan, sekolah yang akan melaksanakan PTM harus memiliki kesiapan sesuai dengan aturan yang tertuang dalam SKB 4 menteri. Selain itu, dia menegaskan, hanya sekolah yang terverifikasi faktual yang akan melaksanakan PTM terbatas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement