Pemkot Surabaya Mulai Siapkan Aplikasi Wisata Medis

Red: Bilal Ramadhan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pembangunan Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pembangunan Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur | Foto: ANTARA/Didik Suhartono

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) menyiapkan layanan aplikasi wisata medis di kota tersebut.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, MedicalTourism Surabaya yang soft launching-nya pada Senin (27/9) itu, salah satunya berbentuk sebuah aplikasi yang saat ini masih terus dikembangkan oleh pihak Unair.

"Dalam aplikasi yang merupakan produk bersama itu, nantinya akan ada rumah sakit beserta layanan unggulannya serta biayanya, ada pariwisatanya, perhotelannya, restoran dan berbagai fasilitas lainnya," katanya.

Menurut dia, wisata medis ini memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik di Kota Surabaya. Sebab, Surabaya memiliki potensi besar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik di Surabaya maupun di Indonesia timur.

"Jika kita bisa melakukan pelayanan ini, maka secara otomatis akan menggerakkan ekonomi, pariwisata, perhotelan, restoran dan semuanya yang ada di Kota Surabaya," kata Eri.

Makanya, lanjut dia, ketika ada orang sakit dan berobat ke Kota Surabaya, pasti ada keluarganya yang ikut, sehingga sebelum dia berangkat ke Surabaya, sudah daftar duluan arahnya nanti ke mana saja, mulai rumah sakitnya dimana, hotelnya di mana, dan akan berkunjung ke mana.

Bahkan, lanjut dia, nantinya akan dijemput dari bandara menggunakan ambulansnya dari mana. "Itu sudah dirancang sejak awal, karena semuanya ini akan terangkai menjadi satu bagian," ujarnya.

Selain itu, Wali Kota Eri juga menjelaskan sekitar 70 persen orang Indonesia berobat ke luar negeri, dan dari 70 persen itu, sebagian besar adalah warga Kota Surabaya. Padahal, pengobatan di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri.

Ia juga menceritakan pernah bertemu dengan seseorang yang menyampaikan bahwa awalnya orang tersebut tidak bisa didiagnosa di Surabaya, lalu dia ke luar negeri dengan menggunakan jet pribadi.

Ternyata, sampai di luar negeri hasilnya sama dengan diagnosa di Kota Surabaya, sehingga dia menyampaikan bahwa sebenarnya dokter di Surabaya itu tidak kalah hebatnya dengan di luar negeri, karena hasil diagnosanya sama.

"Dari situ, saya sadar bahwa kita punya kekuatan sebenarnya. Kita punya tenaga kesehatan yang hebat, punya rumah sakit yang hebat, sehingga bagaimana tugas kita sekarang untuk menggandengkan semua pelayanan itu. Kalau itu bisa dilakukan di Indonesia, khususnya di Surabaya, kenapa harus pergi berobat di luar negeri," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Pencapaian Vaksin Dosis Pertama Jakarta Barat 73 Persen

Pemprov DKI Ajak Komite Sekolah Kejar Vaksinasi Remaja

Pemprov DKI Terus Targetkan Warga Belum Vaksinasi

Izin Konser dan Resepsi di Bekasi Tunggu Vaksin Rampung

Pemkot Bogor Gelar Simulasi PTM Terbatas

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark