PTM di SMPN 5 Semarang Diapresiasi Gubernur Jateng
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berdialog dengan siswa saat meninjau pelaksanaan PTM di SMPN 5 Semarang, Rabu (29/9). Gubernur mengapresiasi evaluasi dan perbaikan yang telah dilakukan di sekolah ini guna menyusun SOP PTM yang benar. | Foto: dok. Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Sejumlah sekolah di Kota Semarang terus melakukan perbaikan terhadap sistem serta tata laksana penerapan protokol kesehatan (prokes) di lingkungannya. Salah satunya adalah SMPN 5 Semarang, yang berlokasi di Jalan Sultan Agung Nomor 9 lingkungan Kagok, Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kepala SMPN 5, Teguh Waluyo mengakui, sejak pelaksanaan uji coba pelaksanaan PTM, sekolahnya terus melakukan berbagai evaluasi serta sejumlah perbaikan. Hal ini dalam rangka memperbaiki sistem keamanan dan perlindungan siswa dan guru selama berada di lingkungan sekolah.
“Mulai dari penerapan protokol kesehatan saat memasuki lingungan sekolah, saat pelaksanan PTM di ruang kelas, hingga berbagai skenario mobilitas serta aktivitas siswa maupun para guru, selama berada di lingkungan pendidikan ini,” jelasnya, Rabu (29/9).
Menurutnya, SOP yang saat ini telah diterapkan disusun dari kajian dan evaluasi selama mengikuti uji coba PTM tingkat provinsi, pada April lalu. Setelah data terkumpul, skenario dan SOP itu kemudian dibagikan kepada guru, siswa dan orang tua siswa. Agar SOP tersebut bisa dipahami, juga disosialisasikan dalam bentuk papan informasi yang dipasang dengan jelas di depan gerbang sekolah dengan tujuan masyarakat di luar lingkungan sekolah juga mengetahui.
Seperti SOP bagaimana saat masuk lingkungan sekolah, bagaimana tata laksana kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam kelas, beribadah hingga berbagai SOP saat siswa akan meninggalkan lingkungan sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing. “Jadi harus ada skenario masuknya seperti apa, cek suhu, cuci tangan, bermasker dan masuk kelas itu seperti apa, termasuk pengaturan layout di dalam ruang kelas juga telah kami persiapkan untuk mendukung prokes,” tambahnya.
Di sekolah juga diberi garis penuntun yang dalam hal ini diwujudkan dengan garis putih untuk masuk kelas dan garis kuning untuk keluar. Selain itu ruang kelas juga ditata rapi lengkap dengan memasang pembatas transparan di masing-masing meja siswa. Guru yang bertugas juga terlihat tegas mengingatkan siswa untuk tetap konsisten menjaga jarak minimal 1 hingga 2 meter dan tidak membuat kerumunan meski saat berada di luar ruangan kelas.
Sedangkan pengaturan siswa yang masuk sekolah tidak memakai sistem ganjil- genap tetapi dengan nomor urut daftar hadir (absensi). “Jadi, siswa yang belajar di sekolah diatur berdasarkan nomor urut absen di tiap-tiap kelas, misal nomor absen 1 sampai 16 masuk di pekan pertama, pekan kedua nomor urut selanjutnya, demikian seterusnya secara bergantian,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat meninjau pelaksanaan PTM mengapresiasi pihak sekolah dalam melakukan berbagai perbaikan pada sistem pelaksanaan PTM terbatas. Gubernur bahkan mengakui, apa yang sudah dilakukan di SMPN 5 Semarang tersebut bisa dijadikan contoh bagi sekolah lain. “Sebab skenario, tata laksana dan SOP siswa saat masuk dan berada di dalam kawasan sekolah telah dipersiapkan secara teliti,” ujarnya.
Bahkan orang nomor satu di Provinsi Jawa tengah tersebut juga sempat mendapatkan teguran dari kepala sekolah saat melintas di jalur yang salah, karena tanpa sengaja melintasi jalur khusus untuk lalu lintas keluar.