REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 1 Oktober diperigati sebagai Hari Kopi Internasional oleh masyarakat dunia. Perjalanan kopi menjadi salah satu minuman favorit, tidak melulu diisi oleh cerita tentang perdagangan maupun pembudidayaan. Namun, ada pula kisah-kisah penyelundupan hingga pencurian terhadap bibit kopi.
Seperti diketahui, kopi telah menyebar di jazirah Arab sejak abad ke-15. Masyarakat di jazirah Arab kemudian mulai membudidayakan tanaman kopi. Bahkan saat itu Mokha di Yaman menjadi pusat penjualan biji kopi. Tak hanya menjadi minuman favorit sehari-hari, kopi menjadi komoditas berharga bagi bangsa Arab.
Mereka pun melakukan pengawasan dan penjagaan ketat terhadap penjualan kopi. Salah satu aturan ketatnya adalah keluarnya larangan untuk membawa biji kopi subur ke luar Arab. Tak main-main, siapapun yang ketahuan membawa benih kopi keluar wilayah Arab, akan di hukum mati. Sehingga petani-petani kopi disana setelah panen, selalu merebus atau distelirisasi dan mengerikan biji-biji kopi agar tidak bisa lagi dimanfaatkan sebagai benih.
Hingga pada abad ke-17, ada seorang sufi asal India bernama Baba Budan yang melakukan perjalanan ibadah Haji ke Mekkah. Sejak memasuki jazirah Arab, Baba Budan sudah jatuh cinta kepada kopi. Baba Budan semakin tidak bisa melewati harinya tanpa meminum kopi. Hal ini yang kemudian mendorong dirinya untuk bisa menanam kopi di tanah kelahirannya. Namun, seperti diketahui ada aturan ketat yang melarang membawa bibit pohon kopi keluar dari wilayah Jazirah Arab.