Sabtu 02 Oct 2021 09:28 WIB

Strategi Bertahan Anak Muda Pengusaha Batik di Kala Pandemi

Batik memiliki karya seni yang tak kalah apik dengan brand-brand fesyen mancanegara.

Red: Agus Yulianto
Pekerja menjemur kain batik sepanjang sekitar 125-250 meter di Medono, Pekalongan, Jawa Tengah (22/9/2021). (Ilustrasi)
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Pekerja menjemur kain batik sepanjang sekitar 125-250 meter di Medono, Pekalongan, Jawa Tengah (22/9/2021). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik telah ditetapkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi atau Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh Organisasi Kebudayaan Dunia UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu. Sejak saat itu, 2 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Batik Nasional. 

Seiring waktu, batik tidak hanya dikenakan dalam momentum resmi atau formal saja. Tetapi, juga bisa dikenakan dalam kegiatan sehari-hari dan mulai menarik perhatian generasi muda.

Pemilik jenama batik premium Garuda Kencana Batik, Yos Christian Addyputra, mengatakan, penting bagi anak muda untuk bersedia mengenakan dan mengaplikasikan batik dalam kehidupan sehari-hari.

"Karena batik memiliki karya seni yang tidak kalah apik dengan brand-brand fesyen mancanegara, di mana batik Indonesia sangat otentik memiliki filosofi dan dibuat dengan tangan, bukan dibuat oleh mesin," kata Yos Christian dalam keterangan resmi.