BPBD Cilacap Segera Pasang Tiga Sirine EWS Bencana Tsunami
Red: Bilal Ramadhan
Alat peringatan dini tsunami (ilustrasi). | Foto: Blogspot.com
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akan segera memasang tiga sirine early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini bencana tsunami.
"Saat ini di Cilacap terdapat dua EWS tsunami dari BMKG, masing-masing dipasang di Tegalkamulyan dan Jetis, seluruhnya masih berfungsi dengan baik. Itu betul-betul kami pelihara semaksimal mungkin dan masih bagus," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Wijonardi.
Dia mengatakan hal itu kepada wartawan saat mendampingi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman melakukan penyusuran jalur evakuasi dalam rangkaian peluncuran sistem peringatan dini tsunami berbasis frekuensi radio dan aplikasi Sirita (Sirens for Rapid Information on Tsunami Alert).
Selain itu, kata dia, terdapat sirine EWS tsunami lainnya yang terpasang di 26 titik dan rutin dilakukan uji coba dua kali dalam sebulan. Dari 26 EWS itu, lanjut dia, terdapat 11 titik yang harus dilakukan perawatan sehingga untuk sementara dinonaktifkan.
"Kemarin saat uji coba terakhir, ternyata 11 titik itu harus kami lakukan evaluasi untuk diperbaiki. Kemudian tahun ini kami membuat tiga titik EWS baru, untuk menambah lagi," katanya.
Ia mengatakan belum lama ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga memasang Ina-Buoy atau alat deteksi dini tsunami di pantai selatan Cilacap.
Terkait dengan keberadaan sirine EWS tsunami maupun alat deteksi dini tsunami tersebut, dia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi vandalisme atau merusak peralatan tersebut.
"Alat-alat itu penting untuk keselamatan kita. Saya minta tolong masyarakat untuk menjaga EWS yang kita punya, itu penting, kita butuh semuanya," kata Wijonardi.
Kepala BMKG Dwikorita mengatakan jika ada sirine EWS tsunami yang sudah rusak harus diumumkan kepada masyarakat. "Sirine rusak harus diumumkan, sirine off, dimatikan, jadi publik biar tahu, enggak apa-apa. Jadi jangan dipakai dan itu kalau mau diganti, kita sudah mencarikan onderdilnya, sudah enggak ada yang jual," katanya.
Pihaknya mengganti teknologi sirine EWS tsunami itu dengan menggunakan frekuensi radio atau handy talky (HT) untuk diteruskan kepada masyarakat yang selanjutnya dapat memakai kentongan dan sebagainya.