UMKM Batik Masih Butuh Dukungan untuk Bangkit
Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Peragaan ketrampilan membatik tulis, yang dapat disaksikan pada pameran karya batik bertajuk ‘Batik Corner’, yang digelar di Melva Balemong Hotel & Resort, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (6/10). Pameran yang berlangsung sepekan ini digelar untuk membantu UMKM batik bangkit dari situasi sulit akibat pandemic Covid-19. | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Seiring dengan berbagai pelonggaran aktivitas masyarakat, UMKM Batik di Kota Semarang maupun daerah lain di sekitarnya mulai menggeliat. Kendati begitu, upaya untuk membangkitkan kembali UMKM batik masih membutuhkan dukungan.
Salah satunya adalah dukungan yang memungkinkan para pelaku UMKM batik bisa lebih dekat lagi dengan pasar. dengan begitu perputaran roda usaha para perajin batik bisa berputar lebih ‘cepat’ lagi.
Hal ini terungkap dari pameran UMKM Batik bertajuk ‘Batik Corner’ yang digelar dalam rangka memperingati hari batik Nasional, di Melva Balemong Hotel & Resort Ungaran, Kabupaten Semarang.
Pemilik usaha Wastra Batik Semarang, Olif mengungkapkan, pelonggaran berbagai aktivitas masyarakat telah memberikan angin segar kepada para pelaku usaha batik yang ada di Kota Semarang dan sekitarnya.
Hal itu ditandai dengan mulai menggeliatnya pemesanan batik untuk seragam dan berbagai batik untuk souvenir serta inovasi pembuatan masker maupun ‘APD cantik’ berbahan dasar batik masih bisa membuat UMKM batiknya bernafas.
“Meski volumenya belum banyak, setidaknya ini mampu menumbuhkan harapan bagi para pelaku UMKM batik untuk segera bangkit kembali dari situasi pandemi,” jelasnya.
Demikian halnya, kata Olif, upaya untuk memasarkan produk batik secara daring juga telah berjalan dan terus menunjukkan perbaikan. Namun begitu, agar usaha batik bisa kembali ‘sehat’ masih membutuhkan dukungan.
Khususnya dalam mendekatkan produk mereka kepada pasar/ konsumen. “Karena berbagai kegiatan pameran maupun kegiatan lain yang dapat membantu memperkenalkan batik kami, intensitasnya juga masih kurang,” lanjutnya.
Hal ini diamini oleh Adisti, pemilik UMKM Batik Adisti, Ungaran, Kabupaten Semarang. menurutnya pandemi Covid-19 telah memberikan dampak bagi pelaku UMKM batik. Selain penurunan penjualan, dampak yang paling terasa adalah merumahkan sementara para pekerja.
Sejauh ini, usahanya memang masih tertolong oleh produksi batik seragam instansi pemerintahan serta kebutuhan batik untuk souvenir yang masih berjalan, meski kondisinya tetap berbeda.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh pengelola Melva Balemong Hotel & Resort serta komunitas pecinta budaya Akasa Panitipan Otty, yang menginisiasi Kegiatan Batik Corner guna membantu para pelaku usaha batik dalam mendekatkan produk mereka kepada pasar.
Menurutnya, kegiatan semacam ini sangat membantu para pelaku UMKM batik. “Karena bisa menawarkan batik secara langsung kepada pembeli, khususnya para tamu hotel, tamu resort maupun tamu korporasi yang berkegiatan di tempat ini,” lanjutnya.