REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) optimistis akan menorehkan pertumbuhan laba dan pendapatan yang positif di akhir tahun. Tahun sebelumnya perseroan berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 8,5 persen, meski di tengah tantangan industri dan ekonomi akibat pandemi.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan manajemen akan terus memacu pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan seiring membaiknya geliat industri pertanian tanah air, dinamika pasar ekspor, ditambah dengan berbagai langkah strategis yang kompetitif dan adaptif yang diambil perusahaan.
"Hingga Triwulan III 2021, PKT terus mencatatkan capaian yang positif, dengan mencapai laba setelah pajak senilai Rp 4,19 Triliun atau 288 persen dari RKAP Triwulan III Tahun 2021, serta kinerja produksi mencapai 5,15 juta ton atau 106 persen dari RKAP Triwulan III 2021," ujar Rahmad saat konferensi pers bertajuk 'Strategi Pupuk Kaltim Tutup 2021 dengan Kinerja Positif' pada Selasa (12/10).
Rahmad mengatakan sebagai market leader di industri, Pupuk Kaltim terus berorientasi pada pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan. Selama 2021, ucap Rahmad, berbagai langkah strategis juga telah dilakukan perusahaan guna memastikan tercapainya kemajuan usaha secara efisien dengan mengedepankan keseimbangan kinerja pada aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan.
"Perusahaan juga akan fokus mendorong pertumbuhan perusahaan melalui inisiatif strategis, seperti peningkatan kapasitas pabrik dan produksi, peningkatan kinerja ekspor, berbagai ekspansi dalam hal diversifikasi usaha, penetrasi pasar domestik dan global, hingga pengembangan portofolio bisnis melalui aksi korporasi yang strategis," ucap Rahmad.
Selain itu, lanjut Rahmad, percepatan digitalisasi juga masih menjadi fokus perusahaan pada 2021 guna mendukung daya saing perusahaan di tengah perkembangan industri 4.0, baik di tingkat nasional maupun global. Rahmad menyebut investasi dalam hal digital juga akan terus ditingkatkan dan menjadi salah satu inisiatif strategis perusahaan dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Terlebih di tengah tantangan ketersediaan lahan pertanian yang semakin terbatas, serta pertumbuhan populasi global yang menuntut penyediaan sumber daya pangan yang sehat dan ramah lingkungan," ungkap Rahmad.
Kata Rahmad, salah satu investasi digital yang dilakukan Pupuk Kaltim untuk menjawab tantangan tersebut adalah melalui program Percipalm, sebuah pengembangan sistem aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi pemupukan dengan komposisi tepat dan spesifik untuk jenis lahan dan tanaman kelapa sawit.
Rahmad menjelaskan fokus perusahaan terhadap digitalisasi akan diperkuat melalui pemanfaatan big data dalam program Makmur yang merupakan program kemitraan pertanian terpadu yang dipelopori Pupuk Kaltim dan bertujuan untuk memberikan solusi khusus untuk pertanian melalui alokasi sumber daya yang lebih baik dan peningkatan kemandirian.
"Selain itu, integrasi dengan perusahaan teknologi finansial juga akan menjadi fokus perusahaan guna memaksimalkan produktivitas para petani," ucap Rahmad.
Dalam hal merambah segmen pasar baru baik domestik maupun global, ungkap Rahmad, Pupuk Kaltim akan berorientasi pada perluasan produk melalui diversifikasi usaha dengan berekspansi pada produk turunan gas nonpupuk dan produk oleokimia. Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan di industri pupuk dan petrokimia ini, perusahaan harus berorientasi pada inovasi pengembangan produk, dengan menganalisa kebutuhan pasar dan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku serta tetap menekan konsumsi energi sehingga menjamin keberlangsungan perusahaan.
"Pupuk Kaltim fokus pada diversifikasi usaha di luar produk nonpupuk seperti soda ash dan metanol yang saat ini sedang dalam peningkatan kapasitas produksi," ujar Hanggara.
Selain itu, lanjut Hanggara, produk oleokimia dan turunannya juga menjadi fokus kajian PKT untuk mendorong pertumbuhan PKT jangka panjang dan mengurangi ketergantungan pada gas.
Senior Executive Vice President Komersil Pupuk Kaltim Meizar Effendi mengatakan diversifikasi usaha dilakukan dengan melihat dan memilih industri dan segmen pasar yang dipercaya memiliki potensi dan akan bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan. Selama ini pendapatan, kata Meizar, perusahaan masih bertumpu dari sektor pupuk dan gas sehingga dengan diversifikasi usaha ini akan dapat membuka alternatif pendapatan perusahaan di masa mendatang sehingga lebih stabil dan berkelanjutan.
"Diversifikasi usaha tersebut juga akan menambah kestabilan arus kas Perusahaan nantinya," ungkap Meizar.